KBR68H, Nunukan – Penerbangan yang menjadi andalan transportasi masyarakat wilayah perbatasan Krayan menuju Ibukota Nunukan, Kalimantan Utara macet.
Kemacetan mengakibatkan masyarakat tidak bisa melakukan perjalanan ke Nunukan, padahal banyak aktivitas masyarakat Krayan yang harus dilakukan di Nunukan. Padahal kemacetan sudah terjadi sejak Desember 2013. Kemacetan disebabkan akibat molornya proses lelang.
Anggota Komisi I DPRD Nunukan Marli Kamis menyayangkan tidak ada upaya dari pemerintah daerah untuk mengatasi aturan lelang yang berbelit. Padahala hanya satu maskapai penerbangan yang mau mengikuti proses tender setiap lelang subsidi penerbangan di wilayah perbatasan dibuka.
Marli Kamis menambahkan, akibat macetnya penerbangan ke Kecamatan Krayan Selatan warga terpaksa bergantung kepada layanan penerbangan kemanusiaan Mission Aviation Fellowship MAF.
“Maskapai itu menjadi satu-satunya jalan dari Krayan untuk keluar. Harusnya ada kesepakatan dari pihak-pihak untuk mengatasi persoalan ini,” ujar Marli kepada KBR68H, Kamis (24/04).
Karena tidak adanya pesawat menuju kota Nunukan maka warga Kecamatan Krayan Selatan terpaksa harus memutar melalui kota Tarakan untuk menuju ke ibukota Nunukan. karena pesawat MAF hanya mempunyai rute Kecamatan Krayan Selatan – Tarakan. Untuk ongkos penerbangan, warga perbatasan terpaksa membayar Rp. 700 ribu rupiah. Padahal dengan subsidi penerbangan, warga perbatasan seharusnya hanya membayar Rp. 300 ribu rupiah.
Pesawat menjadi satu-satunya alat transportasi yang menghubungkan Kecamatan Krayan Selatan dengan Kota Nunukan. Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan pun memberlakukan subsidi penerbangan bagi warga Kecamatan Krayan Induk dan Krayan Selatan.
Editor: Luviana