KBR68H, Kupang - Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur mengklaim korban kapal tenggelam pada prosesi laut Jumat Agung di Larantuka 18 April lalu berjumlah 66 orang.
Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin mengatakan, jumlah ini diperoleh setelah pihaknya mendata seluruh warga di Kelurahan Lewolere, Flores Timur. Bupati Yoseph membantah jumlah korban mencapai 100 peziarah.
"Dan mengapa kami menganggap data ini jauh lebih valid dibandingan dengan sebelumnya, karena kami sudah melakukan cross cek langsung dari rumah ke rumah di kelurahan Lewolere. Dan kami menemukan angka ini. Ada pendobelan nama jadi nama panjang dan nama panggilan berbeda. Sehingga bisa terjadi duplikasi orang. Dua nama tersebut padahalnya yang dimaksudkan adalah orang yang sama. Yang meninggal kabupaten Lembata, ada juga dari Ende, dari Maumere, tapi mereka adalah orang-orang Flores Timur orang-orang Lewolere," kata Yoseph Lagadoni Herin, Senin (21/4).
Sebelumnya, Kapal Motor ikan Panca Kurnia Nelayan Bakti 74 tenggelam saat prosesi Bahari saat perayaan Paskah di Larantuka. Kapal tersebut bertolak dari Lewolere arah barat kota Larantuka guna mengikuti proses laut. Namun kapal ini tenggelam setelah dihantam gelombang. Kapal tersebut milik Gaspar Kleden tenggelam di perairan Pantai Palo, Kota Rowido, Sarotari Tengah, Kecamatan Larantuka, Jumat (18/4) lalu.
Sementara, Pewaris Raja Kedua Kerajaan Larantuka, Don Emanuel Patigolo DVG, menyampaikan duka cita yang mendalam kepada semua keluarga korban tenggelamnya kapal nelayan Panca Kurnia Nelayan Bakti. Dia mengatakan kecelakaan tersebut merupakan yang pertama dalam sejarah Semana Santa sejak 500 tahun silam.
Editor: Antonius Eko