Bagikan:

Pemerintah NTT Mengklaim Tak Ada Kelangkaan Pupuk

KBR68H, Kupang

NUSANTARA

Rabu, 23 Apr 2014 12:01 WIB

Author

Silver Sega

Pemerintah NTT Mengklaim Tak Ada Kelangkaan Pupuk

pemerintah, ntt, pupuk

KBR68H, Kupang –  Keluhan masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) atas kelangkaan pupuk yang terjadi dibantah oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemerintah menyatakan tidak pernah terjadi kelangkaan pupuk di NTT.

Padahal sejumlah keluhan  diungkapkan para petani di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang meminta pemerintah secepatnya mengatasi persoalan kelangkaan pupuk. Kelangkaan pupuk  menyebabkan para petani mengalami gagal panen.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTT Yohanis Tay Ruba mengatakan persediaan pupuk di NTT menurutnya sangat cukup untuk beberapa bulan ke depan. Ia mengatakan sudah mengecek persediaan pupuk pada produsen PT pupuk Petro Kimia Gresik cabang Kupang dan PT Pupuk Kaltim Cabang Kupang.


"Untuk saat ini kami sudah mengecek 2 produsen pupuk, pupuk Petro Kimia Gresik yang menangani pupuk di luar Urea dan pupuk dari Pupuk Kaltim, sekitar 2 ribu 3 ribu ton cukup untuk di kupang. Jadi ada beberapa jenis pupuk. Hampir semua kabupaten dilaporkan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTT Yohanis Tay Ruba, di Kupang Rabu (23/4).

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTT Yohanis Tay Ruba menambahkan, dalam beberapa bulan terakhir permintaan pupuk urea memang melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah.

Dia mengatakan kelangkaan pupuk yang dikeluhkan para petani terjadi karena perubahan sistem pembelian pupuk. Para petani baru mendapat pupuk bersubsidi setelah membentuk kelompok dan membuat rencana kebutuhan pupuk.Cara tersebut dapat mempermudah pemerintah menghitung kebutuhan pupuk petani.

Sebelumnya para petani menyatakan bahwa kelangkaan pupuk di NTT terjadi  sejak awal musim tanam di akhir tahun 2013.


Editor: Luviana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending