KBR68H, Jayapura – Pasca baku tembak antara aparat keamanan dengan kelompok sipil bersenjata di wilayah perbatasan Skow dan Papua New Guinea, pelayanan pelintas batas ditutup. Kepala Kantor Imigrasi Jayapura, Gardu Tampubolon mengatakan, pelayanan internasional itu akan ditutup hingga 12 April mendatang. Kata dia, untuk sementara, pelayanan imigrasi bagi para pelintas batas tradisional akan dipindah ke Pos Hamadi. Pos itu sudah digunakan sejak lama untuk melayani pelintas batas tradisional sesuai perjanjian lintas baras dengan pemerintah PNG.
“Melihat perkembangan situasi keamanan saat ini di daerah Skow belum kondusif, sementara penduduk atau warga negara PNG mendesak kembali ke negaranya dengan berbagai kepentingan. Kami mengambil kebijakan untuk memperbolehkan mereka melewati perbatasan Hamadi. Segala ketentuan atau persyaratan yang berlaku di Skow tetap kami berlakukan,”ungkap Gardu kepada wartawan di Makodam Cenderawsih, Minggu siang.
Sementara itu, Kepala Badan Perbatasan dan Urusan Luar Negeri Provinsi Papua, Suzana Wanggai mengatakan, hingga saat ini wilayah perbatasan sudah berangsur normal. Meski begitu, pasar perbatasan yang selama ini menjadi tempat jual-beli masih ditutup. Para pedagang belum diizinkan untuk berjualan. Sabtu pagi kemarin terjadi kontak tembak antara aparat keamanan dan kelompok sipil bersenjata di perbatasan Skow Wutung Papua - PNG. Kelompok ini juga sempat mengibarkan bendera Bintang Kejora. Kontak tembak terjadi kurang lebih 10 jam. Menurut Kapolresta Jayapura, Alfred Papare, seorang angota TNI terluka akibat terkena serpihan kaca yang ditembaki. Sementara dari pihak kelompok bersenjata, tiga orang tewas.
Editor: Fuad Bakhtiar