Bagikan:

Melanie Subono soal Satinah: Saya Tidak Butuh Alasan untuk Peduli

Berhasil mengumpulkan dana Rp 3,8 miliar secara independen.

NUSANTARA

Jumat, 04 Apr 2014 11:16 WIB

Melanie Subono soal Satinah: Saya Tidak Butuh Alasan untuk Peduli

melanie subono satinah, melanie subono duta buruh migran, melanie subono duta migrant care

KBR68H, Semarang – Dalam aksi penggalangan dana untuk Satinah yang digelar Kamis malam (3/4) berhasil terkumpul dana sebesar Rp 820 juta. Dana ini adalah total bantuan dari berbagai komunitas yang dibantu oleh Pemerintah Kota Semarang, sesuai usulan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 


Motor penting di balik penggalangan dana untuk Satinah adalah penyanyi Melanie Subono. Menurut Melanie, kasus Satinah harusnya jadi pelajaran bagi pemerintah dan masyarakat, bahwa ada banyak pelanggaran HAM terhadap buruh migran perempuan yang belum bisa ditindaklanjuti. Melanie dan Migrant Care sendiri sudah berjuang untuk Satinah sejak 2007 sementara Pemerintah baru ‘masuk’ sekitar tahun 2011. 


Ketika negara belum memutuskan apakah akan membayar diyat Satinah atau tidak, Melanie dan Migrant Care bergerak lebih dahulu mengumpulkan dana independen. Total ada Rp 3,6 miliar yang terkumpul untuk pembayaran diyat Satinah – terdiri dari Rp 2,8 miliar di Melanie Subono dan Rp 800 juta di Disnakertrans Jawa Tengah. 


Sejak ditunjuk menjadi Duta Anti Perbudakan Modern oleh Migrant Care pada Januari 2014 lalu, Melanie makin gencar menyuarakan kepeduliannya terhadap nasib tenaga kerja Indonesia. Menurut data Migrant Care, sampai Desember 2013 ada 265 TKI yang terancam hukuman mati. 


Rifky Mohammad menemui Melanie di tengah acara penggalangan dana semalam


Kenapa Anda membela Satinah dan buruh migran lainnya? 


“Ini satu pertanyaan yang sampai sekarang saya nggak tahu jawabannya. Saya cuma mau kasih pertanyaan balik: memang perlu ya alasan untuk saya peduli? Kedua, apakah saya harus menunggu ini terjadi di ibu saya baru saya peduli? Atau bagaimana ya? Ya itu saja sih alasannya. Saya nggak perlu alasan untuk peduli.”


Dalam hidup Anda, apakah pernah ada kejadian yang mengingatkan Anda untuk selalu membela perempuan dan kaum buruh?


“Sejak delapan tahun lalu bergerak dengan Kontras, saya sudah menjadi aktivis hak asasi manusia, hak asasi binatang. Intinya, saya sudah sering bertanya begini… Saya nggak pernah ingat spesifik kejadiannya apa. Ada quote yang bilang orang akan selalu menggangap kita nggak peduli, kita mendinggan nggak tahu sampai itu kejadian di luar, dan kita berharap orang melakukan hal yang berbeda. Dan ada quote bahwa sebentara lagi kiamat… kiamatnya bukan karena orang jahat bikin jahat, tapi karena orang baik tapi diam. Itu lebih jahat lagi sebenarnya. Jadi I don’t give a shit gitu apalagi kita kerjaannya dibohongi terus sama pemerintah. Ibu saya sih ngajarin kalau mulut buat ngomong sih, jadi ya begitu. 


(baca juga: Akhirnya Uang Tebusan untuk Satinah Dibayarkan)


Bagaimana tanggapan artis lain?


“Nggak tahu karena saya bukan artis. Saya nggak pernah menganggap diri saya artis. Karena di negara kita, orang asal masuk TV disebut artis. Tapi kalau buka kamus, artis adalah orang yang bikin karya seni. Kalau yang bikin karya sih iya… tapi di negara saya sih saya anggap bukan artis. Saya nggak bangga sih.”


Apa tanggapan teman-teman Anda dengan kejadian ini?


“Tidak ada yang against sih… Maksudnya, saya juga orangnya tutup kuping kalau ada yang berbeda atau melawan. Saya nggak pernah maksa orang untuk peduli atau nggak. Saya orangnya bisa secuek itu. Mungkin pernah ada yang ngomong gitu, tapi cuma lewat kuping doang. Yang penting buat saya, mau saudara atau artis yang terdekat dengan saya, baru saya peduli.”


Siapa orang yang paling membantu dan berperan?


“Kalau sahabat sih dari dulu dari SD dekat sama Glenn. Dia orang yang paling tahu, paling apa pun dia. Banyak menginspirasi dan jalan bareng. Saya kan jalan ini bareng Fadli Padi.. ya itu-itu saja sih. Saya jarang bergaul sih.” 


Apa rencana Anda untuk perbaikan nasib buruh? Kerjasama dengan pemerintah?


“Saya akan selalu bekerja independen sampai kapan pun. Logikanya, kakek saya presiden pun saya nggak ada di satu partai… apalagi orang yang nggak kenal saya. Saya tidak akan pernah berhenti, kebeneran mau diapain, saya terserah saja. Mau itu bergerak dengan siapa pun, yang penting buat saya bukan Satinah-nya, tapi hak masyarakat untuk tahu kalau selama ini dibohongi. Sekarang saya tanya balik, kalau saya nggak teriak kali ini, apa ada media yang kenal Satinah? Mungkin juga nggak tahu. Tahun 2013 itu ada empat buruh kita yang meninggal per hari. 


(baca juga: Migrant Care: Perbaiki Penempatan Buruh, Bukan Bahas Diyat)


Editor: Citra Dyah Prastuti 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending