KBR68h, Yogyakarta - Jika Anda menyukai kain batik yang sudah berumur lebih dari 20 tahun, maka Pasar Beringharjo tidak boleh dilewatkan. (Baca: Belanja Serba Murah di Pasar Beringharjo)
Pasar yang terletak di Jalan Malioboro ini menawarkan ratusan kain batik bekas atau sering disebut kain batik lawasan dengan berbagai motif.
“Ada motif parang rusak yang sering dipakai priyayi Kraton, motif truntum, sidomukti yang dipakai saat hajatan pernikahan, sampai motif batik yang biasa dipakai masyarakat semuanya ada ,”kata salah satu pedagang kain batik lawasan, Mbah Ginol.
Mbah Ginol yang bernama asli Suginem ini menerangkan, kain batik zaman dulu lebih baik dibanding kain batik saat ini. Dari bahan pewarnaan, kain batik zaman dulu justru menggunakan pewarnaan alami.
“Saat ini malah sulit mencari batik yang memakai bahan alami, kalaupun ada pasti mahal. Malah jaman sekarang yang banyak yang membeli kain motif batik atau batik palsu yang dibuat oleh pabrik,” kata perempuan yang sudah berusia 65 tahun itu.
Untuk mendapatkan batik lawasan yang masih berkualitas, ia mendatangi rumah di desa. Menurutnya, orang tua di pedesaan saat ini masih banyak yang menggunakan jarik atau sebutan kain batik untuk pakaian sehari-hari. Namun ada juga beberapa orang menjual langsung kain batik milik leluhur mereka.
Untuk menentukan harga, kain batik lawasan dibagi tiga jenis. Yang pertama, kain dengan kondisi cacat, kedua kain batik lawasan cap, ketiga batik tulis. Harga kain cacat atau sobek akan dihargai Rp 15 ribu, biasanya kain jenis ini akan dipakai pembuat tas dan dompet. Sedangkan untuk batik lawasan cap dan tulis akan dihargai dari Rp 45 ribu sampai Rp 800 ribu, kain jenis ini digunakan untuk membuat baju.
Namun jika kualitas dan motif batik terbilang langka, maka ia tidak akan segan-segan menjual dengan harga mahal. ”Yang paling susah itu mendapatkan kain yang sering dipakai keluarga Kraton, jika saya mendapatkan dan masih bagus maka saya berani menjual seharga Rp 1 juta rupiah,” tutur Mbah Ginol.
Harga Rp 1 juta tersebut menurutnya sepadan dengan perjalanan sejarah kain batik. Dan biasanya kolektor batik yang akan membelinya. “Kain batik lawasan itu tidak hanya sekedar kain biasa, tapi mempunyai sejarah seperti buku. Misalnya kain dibuat tahun 1950-an, tentunya akan menjadi kebanggaan bagi yang membelinya,” terangnya.
Selain Pasar Beringharjo, terdapat beberapa toko modern juga menjual kain batik lawasan. Namun bagi pembeli yang ingin melakukan penawaran harg, Pasar Beringharjo menjadi tempat paling cocok.
Saat ini kain batik lawasan menjadi bahan pembuat tas, dompet, dan baju yang paling banyak dicari. Salah seorang penjual tas dari bahan kain batik lawasan, Santi mengatakan, setiap bulannya ia menerima pesanan dari Jakarta ratusan tas, celana dan baju dari yang dibuat dari sisa atau perca kain batik lawasan.
“Saat ini masih banyak yang pesan tas sampai celana dari perca kain lawasan. Mereka suka karena harga murah, jadi tidak terlalu mahal kalau dijual lagi,” tutur Santi.
Harga tas dari kain batik lawasan memang tergolong murah. Jika dipadukan bahan kulit buatan atau vynil seharga Rp 35 ribu. Namun, jika dipadukan dengan kulit asli akan mencapai Rp 100 ribu. Sementara, untuk atasan dan celana akan dihargai Rp 35 ribu.
Keuntungan dari bisnis kain batik lawasan dipastikan akan tetap menggiurkan. Saat ini permintaan dari luar negeri terutama negara Malaysia tengah dirintis salah seorang pengusaha batik, Woro. “Saat ini pengusaha Malaysia senang dengan baju dan celana , katanya bahannya dingin,”katanya.
Bahkan saat ini dibeberapa toko batik modern, harga baju yang terbuat dari batik lawasan mencapai Rp 500 ribu per potong. “Dari harga kain Rp 100 ribu bisa dijual Rp 500 ribu lho,” katanya sambil tertawa.
Editor: Anto Sidharta
Kain Batik Lawasan ala Pasar Beringharjo
Jika Anda menyukai kain batik yang sudah berumur lebih dari 20 tahun, maka Pasar Beringharjo tidak boleh dilewatkan.

NUSANTARA
Rabu, 16 Apr 2014 22:24 WIB


Kain Batik Lawasan, Pasar Beringharjo
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai