Bagikan:

Dukung Buruh, Mahasiswa di Bogor Sholat di Tengah Jalan

Jelang peringatan Hari buruh atau May Day, sejumlah mahasiswa di Bogor, Jawa Barat, melakukan aksi solidaritas mendukung para buruh. Salah satu aksi simpatik dilakukan oleh sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Buruh (Gempur). N

NUSANTARA

Rabu, 30 Apr 2014 20:57 WIB

Dukung Buruh, Mahasiswa di Bogor Sholat di Tengah Jalan

Dukung Buruh, Mahasiswa di Bogor, Sholat di Tengah Jalan

KBR68H, Bogor - Jelang peringatan Hari buruh atau May Day, sejumlah mahasiswa di Bogor, Jawa Barat, melakukan aksi solidaritas mendukung para buruh. Salah satu aksi simpatik dilakukan oleh sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Buruh (Gempur). Namun aksi simpatik ini berujung ricuh saat mahasiswa memblokir jalan. (Baca: Hari Buruh, Geber BUMN Tetap Tuntut Hapus Outsourcing)

Kericuhan dipicu ketika para mahasiswa melakukan aksi blokade jalan di tengah Jalan Ciawi dari arah Sukabumi menuju Jakarta. Alhasil terjadi kemacetan lalu lintas sepanjang 4 km. Kemacetan diperparah saat para pengunjuk rasa melakukan sholat jenazah di tengah jalan sebagai simbol matinya kepekaan pengusaha terhadap nasib para buruh. Para mahasiswa tersebut membawa spanduk yang bertuliskan dukungan kepada buruh.

Kemudian mahasiswa juga melakukan aksi teatrikal di tengah jalan. Mahasiswa juga berorasi dengan penjagaan ketat satuan Dalmas Polres Bogor Kota. Setelah berorasi sekitar 15 menit, mahasiswa akhirnya membakar ban. Saat ban masih terbakar, tiba-tiba anggota polisi datang untuk memadamkan api, namum mahasiswa mencoba mencegah. Akibatnya, kericuhan pun tak terelakan. Mahasiswa dan petugas kepolisian terlibat aksi saling dorong dan adu mulut.

Kericuhan reda, setelah koordinator lapangan dari Gempur melerai. Demo sendiri akhirnya berakhir dengan tertib. Para demonstran juga mengancam akan melakukan aksi kembali dengan massa yang lebih banyak.

Dalam aksinya tersebut para mahasiswa Gempur menuntut pemerintah menerapkan upah minimun Kota/Kabupaten (UMK) di setiap daerah dengan tegas dan menghapus sistem alih daya atau outsourcing yang dinilai sebagai bentuk perbudakan modern.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending