Bagikan:

DBD Ancam Warga Kaltim dan Kaltara

Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara) sejak Januari lalu mencapai 1500 kasus. Sementara 19 di antaranya meninggal.

NUSANTARA

Jumat, 04 Apr 2014 22:24 WIB

DBD Ancam Warga Kaltim dan Kaltara

DBD, Kaltim dan Kaltara

KBR68H, Balikpapan - Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara) sejak Januari lalu mencapai 1500 kasus. Sementara  19 di antaranya meninggal.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Dyah Muryani mengatakan, Kota Samarinda dan Balikpapan menjadi daerah tertinggi kasus DBD. Pasalnya, hingga akhir Maret, di Balikpapan terdapat 500 lebih kasus.

Ia juga mengatakan, jika dibandingkan tahun lalu, ada 3600 lebih penderita DBD dengan korban meninggal mencapai 29 orang. Menurutnya, usia balita dan anak rentan terkena DBD. Khususnya yang tinggal di daerah pemukiman padat penduduk.

"Imbauan dari kita itu yang pertama mengontrol jentik itu yang paling penting, karena DBD itu menularnya dari nyamuk. Anak-anak sih yang paling banyak (tertular), yang paling tinggi balita dan anak sekolah, mungkin dia rentan kan. Khususnya di pemukiman padat, karena penularannya melalui nyamuk, yang rumahnya berdempet-dempet itu penularannya lebih cepat," kata Dyah Muryani Jumat (4/4).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Dyah Muryani meminta masyarakat melakukan upaya-upaya pencegahan. Disamping itu segera membawa keluarga ke rumah sakit dan puskesmas jika ada yang mengalami demam.

Selain Balikpapan dan Samarinda, daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang juga rentan penyebaran DBD yakni Berau, Penajam Paser Utara, Malinau, Bulungan, Nunukan, Tarakan, Kutai Timur (Kutim), Kutai Barat (Kubar), Kutai Kertangera (kukar), Bontang dan Paser.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending