Bagikan:

Cerita Imigran Afganistan yang Menetap di Cisarua

Kawasan Puncak, Jawa Barat, menjadi kawasan favorit bagi imigran untuk bermukim sementara. Lokasi ini bahkan menjadi surga buat mereka sebelum hijrah ke Christmas Island, Australia.

NUSANTARA

Selasa, 15 Apr 2014 18:28 WIB

Cerita Imigran Afganistan yang Menetap di Cisarua

Imigran Afganistan, Cisarua

KBR68H, Bogor - Kawasan Puncak, Jawa Barat, menjadi kawasan favorit bagi imigran untuk bermukim sementara. Lokasi ini bahkan menjadi surga buat mereka sebelum hijrah ke Christmas Island, Australia.

Warga Afghanistan menjadi penyumbang imigran terbanyak di wilayah Puncak, Bogor. Beberapa diantara mereka adalah warga aliran Syiah yang tak bisa tinggal di negaranya sendiri. Mereka menetap di Puncak, Cisarua Bogor, menunggu giliran untuk hijrah ke Australia.

"Di sana (Afghanistan) ada masalah Syiah dan Sunni. Terus juga ada Alqaeda, kami dilarang tinggal di sana, katanya tidak boleh ada Syiah dan Sunni. Saya Syiah, dan di sana Syiah banyak tapi lebih banyak Sunni," kata Neyymatullah, salah satu imigran asal Afghanistan yang bermukim di Desa Citeko, Cisarua Bogor.

Hingga kini, kata Neyymatullah, ia sudah menetap selama dua tahun di wilayah Cisarua. Ia pun sudah lancar berbahasa Indonesia, meski masih terbata. Ia dan rekannya menunggu giliran untuk bisa hijrah ke Australia.

"Kita masih menunggu, karena nanti ada orang yang mengantarkan. Dan kami yakin di sana kita bisa diterima," harapnya.

Sementara itu, terkait banyaknya imigran yang banyak di wilayah Cisarua, Kepolisian Sektor (Polsek) dan Pihak Kecamatan Cisarua melakukan pendataan.

Kapolsek Cisarua Kompol Musimin mengatakan, pendataan dilakukan untuk mencari imigran yang belum memiliki dokumen sah. Dan pada saat pendataan, mayoritas imigran berasal dari Afghanistan.

"Kebanyakan dari Afghanistan. Mereka lari ke sini karena negaranya ada konflik. Mereka akan mencari suaka ke Australia," tukasnya.

Sedikitnya ada 481 imigran yang terdata dan memiliki dokumen yang sah dari badan PBB untuk urusan pengungsi, UNHCR. Dan diduga masih ada sekitar ribuan imigran yang tidak memiliki dokumen atau ilegal.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending