KBR68H Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta memilih jalur bisnis untuk mengembalikan tanggung jawab pengelolaan air ibukota. Perusahaan milik daerah PT Jakarta Propertindo (Jakpro) berencana membeli saham PT Palyja sebesar Rp 1 triliun.
Direktur PAM Jaya Sriwiyantoro mengatakan berdasarkan pelabagai pertimbangan, langkah akusisi lebih murah dan minim risiko. Menurutnya, bila PAM Jaya membeli kembali saham Palyja, biaya yang dibutuhkan lebih besar, sekitar Rp 3,7 triliun.
"Kenapa tidak PAM Jaya yang langsung melakukan pembelian, karena kita diikat, dan terikat oleh perjanjian kerja sama. Apabila PAM yang mengambil alih, nilainya sangat besar. Perkiraan hitungannya, 3,6 triliun, 3,7 triliun, yang harus dibeli. Tapi kalau melalui BUMD yang notabene pengendalian dan pengelolaannya di bawah gubernur, ini mungkin harganya bisa jauh lebih rendah, di bawah 1 triliun," kata Sriwiyantoro di Menteng, (17/4).
Sriwiyantoro menambahkan, selama ini kinerja Palyja dinilai buruk dan merugikan masyarakat. Menurutnya, bila Palyja berhasil diakuisisi oleh BUMD PT Jakpro, pengelolaan air lebih efektif dengan harga terjangkau.
Sementara, PAM Jaya berencana membangun banyak instalasi pipa air di Jakarta lima tahun ke depan. Penambahan jaringan pipa hingga ke pemukiman warga miskin akan meringankan beban mereka. Menurut Sriwiyantoro, selama ini warga miskin membeli air dengan harga mahal akibat ketiadaan pipa untuk berlangganan air.
Editor: Antonius Eko