Bebas Residu Pestisida, Manggis Banyuwangi Tembus Tiongkok

KBR68H, Banyuwangi - Buah manggis asal Banyuwangi Jawa Timur, kembali bisa masuk pasar Tiongkok. Sebelumnya pasar manggis di Banyuwangi sempat terhambat akibat dinilai mengandung residu pestisida.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Pesucen Kalipuro Banyuwangi Muhammad Rohim mengatakan, pengiriman buah manggis ke Tiongkok saat ini sudah mulai stabil. Setidaknya setiap bulan 1 hingga 1,8 ton buah manggis bisa dikirim ke Negeri Tirai Bambu tersebut.

kata dia, penolakan Tiongkok atas produk manggis asal Banyuwangi akibat ditemukanya pestisida. Padahal tanaman ini tidak mengenal obat –obatan sejak ditanam. Menurut Rohim setelah diperiksa, ternyata ada eksportir menyemprot pestisida untuk menghilangan semut.

"Rata- rata ke China pak malah yang mendominan kan China. Kemudian di tahun 2012 tahun yang lalu itu ada gangguan kan manggis Indonesia tidak boleh masuk ke China mungkin sampai hari ini. (Alasanya apa pak?) Alasanya terlalu banyak insektisida karena katanya residunya terlalu tinggi. Padahal manggis itu kan tidak ada yang disemprot itu tidak ada" kata Muhammad Rohim (15/4).

Rohim menambahkan, petani saat ini tetap menghindari pengunaan pestisida untuk menghilangkan semut tersebut. Usaha tersebut mulai mendorong kembali ekspor ke Tiongkok. Harga ekspor manggis sendiri bisa diatas 20 ribu per kilogramnya. Untuk pasar lokal harganya bisa 15 ribu perkilogramnya.

Sementara untuk negara tujuan ekspor saat ini tidak hanya ke Tiongkok, melainkan ke sejumlah negara lainya di Temur Tengah dia antaranya Uni Emirad Arab, Saudi Arabia dan Negara Singapura.

Di Jawa Timur sendiri Kecamatan Songgon, Gelagah dan Kalipuro menjadi sentra penghasil manggis. Produksi manggis di wilayah itu bisa mencapai 17 ribu ton lebih per tahun dengan massa panen mulai bulan Januari sampai Juni.

Editor: Pebriansyah Ariefana