Bagikan:

Warga Dusun Peresil Lumajang Manfaatkan Kotoran Sapi Jadi Bio Gas

Dusun Persil, Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, Lumajangh, Jawa Timur, adalah sebuah dusun yang mayoritas warganya mengembangkan ternak sapi perah yang menghasilkan susu sapi. Disamping pengembangan susu sapi warga Dusun Persil pun memiliki kreatif

NUSANTARA

Senin, 15 Apr 2013 17:12 WIB

Author

Radio Semeru

Warga Dusun Peresil Lumajang Manfaatkan  Kotoran Sapi Jadi Bio Gas

Warga Dusun Peresil Lumajang, Kotoran Sapi, Bio Gas

KBR68H, Lumajang – Dusun Persil, Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, Lumajangh, Jawa Timur,  adalah sebuah dusun yang  mayoritas warganya mengembangkan ternak sapi perah yang menghasilkan susu sapi. Disamping pengembangan susu sapi warga Dusun Persil pun memiliki kreatifitas yang tinggi sehingga kurang lebih 5 tahun terakhir kotoran sapi perah warga, telah mampu diubah menjadi bio gas yang memiliki manfaat besar untuk warga dusun persil itu sendiri.

Rahmad salah satu peternak sapi perah Dusun Persil mengatakan, selama 5 tahun terakhir kotoran sapi miliknya telah dia ubah menjadi bio gas, dengan langkah tersebut semua kebutuhan dapur bisa dia tekan semaksimal mungkin, apalagi untuk perawatan bio gas menurutnya terbilang mudah.

“Kita sudah dapat 5 tahunan mengembangkan bio gas ini, manfaatnya ya untuk menunjang ekonomi biasanya kita mengambil kompor 6 kg itu bisa terbantu dengan adanya bio gas, untuk penerangan lampu juga bisa menggunakan bio gas. Sedangkan untuk perawatan, bio gas ini cukup sederhana kita cuma tinggal mengontrol septik tangnya itu bocor atau tidak, kemudian kontrol masalah selang ya cuma itu, simple aja, “ ungkap  Rahmad.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Desa Kandang Tepus, Subandi, ada sedikitnya 60 keluarga yang sudah menggunakan bio gas, hasilnya bisa dipergunakan untuk masak dan juga kebutuhan penerangan ketika warga akan melakukan proses pemerahan susu sapi pada pagi hari.

“Bio gas ini sangat bagus dan potensi sekali, bahkan perkembangannya untuk di wilayah senduro, kandang tepus, burno sangat banyak sekali karena bio gas ini juga memiliki banyak manfaat, disamping kandang tepus sama burno ini merupakan desa penyangga dari pada hutan. Untuk manfaat bio gas ini membantu untuk bahan bakar khususnya untuk memasak, selain itu kotoran sapi juga bisa dimanfaatkan oleh warga sebagai pupuk, “ ungkap Subandi.

Sementara itu Kepala Desa Burno, Kecamatan Senduro, Sutondo juga mulai melakukan pemanfaatan kotoran sapi untuk bio gas. Untuk pemanfaatan kotoran sapi menjadi bio gas di desanya sudah mulai mendapat bantuan dari Dinas Kehutanan, Perhutani maupun Taman Nasional Bromo Tenger Semeru ( TNBTS ) karena pemanfaatan bio gas  erat kaitanya dengan pelestarian lingkungan.

“Sangat bermanfaat sekali untuk masyarakat, selain itu masyarakat juga bisa berpartisipasi dalam pemanfaan bio gas, sampai hari ini sudah mencapai 32 unit bio gas antara lain bantuan dari Peternakan, KUD, kemudian dari Kehutanan dan dari Taman Nasional, untuk sementara kegunaannya untuk masak dan penenrangan, “ ungkap Sutondo.

Kepala Bagian Ekonomi Pemkab Lumajang, Nurul Huda juga membenarkan terkait adanya pemanfaatan kotoran sapi untuk bio gas oleh masyarakat. Hal itu sudah dianjurkan oleh pemerintah karena selain untuk kompor atau alat memasak, bio gas juga bisa digunakan untuk penerangan.

“Mereka tidah usah membeli gas elpiji dan sebagainya karena dari 3 ekor atau 2 ekor sapi ini tidak usah repot – repot, artinya kalau listrik bisa dipenuhi, penggunaan PLN kan bisa rendah, ini mendasar saya kira tecnologi ini untuk dikembangkan ke pedesaan. Dan bio gas ini kalau di pedesaan bisa dipakai sebagai kompor untuk memasak dan untuk penerangan, “ ungkap Nurul huda.

Nurul juga menambahkan pemerintah sendiri masih terus melakukan pengembangan terhadap program tersebut, apalagi program bio gas di Desa Kandang Tepus dan Burno Senduro ini sudah berjalan ber tahun – tahun, sehingga dijadikan percontohan untuk daerah atau kecamatan lain.

Sumber: Radio Semeru

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending