Bagikan:

Warga Aceh Galang Aksi Solidaritas untuk Korban Kekerasan Seksual

Para orang tua dan para aktivis yang fokus pada kasus-kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan, menggalang aksi simpati dan solidaritas, Minggu ( 31 Maret 2013), di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh. Aksi ini dilakukan terkait kasus kekerasan seksual y

NUSANTARA

Senin, 01 Apr 2013 15:11 WIB

Warga Aceh Galang Aksi Solidaritas untuk Korban Kekerasan Seksual

kekerasan seksual, aceh

KBR68H, Aceh- Para orang tua dan para aktivis yang fokus pada kasus-kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan, menggalang aksi simpati dan solidaritas, Minggu ( 31 Maret 2013), di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh. Aksi ini dilakukan terkait kasus kekerasan seksual yang dialami M (6 tahun) di Kampung Peulanggahan, Banda Aceh, pada pekan lalu.

“Angka kekerasan terhadap anak dan perempuan, terus meningkat di Aceh. Ada sekitar 1.060 kasus seperti dilansir Gerakan Perempuan Aceh. Dari kasus-kasus itu, Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT sangat mendominasi. Angka ini bukan cuma untuk statistik dan pemberitaan saja,” ujar Flora Rosalia, Koordinator aksi Gerakan Orangtua Perduli Anak.

Menurut Flora, pelaku-pelaku utama dari kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak ini umumnya dilakukan oleh orang-orang terdekat keluarga, seperti ayah kandung, abang, paman, kakek, tetangga, teman.

“Untuk itu, sangat perlu memberikan pengetahuan seks pada anak sejak usia dini yang tentu saja harus disampaikan dengan bahasa yang mampu merek cerna. Sejak usia 4 tahun, anak-anak sudah dapat diajarkan tentang apa itu kekerasan dan kejahatan seksual,” katanya sembari menambahkan dengan cara tersebut, anak juga dapat menjaga dan melindungi dirinya sendiri.

Aksi ini disebutkan Flora tidak hanya untuk menarik simpati dan empati para warga Kota Banda Aceh tentang kasus yang menimpa M, tetapi juga untuk menggugah kesadaran para orang tua, selain juga mengajak pemerintah dan pembuat kebijakan untuk membuat regulasi yang lebih berpihak pada perempuan dan anak.

“Mungkin hari ini belum terjadi pada keluarga kita. Tapi kita tidak tahu apa yang terjadi ke depan. Karena itu sangat penting untuk melindungi dan menjaga keluarga kita. Kita berharap keluarga menjadi benteng pertama. Karena keluarga adalah sekolah kebajikan pertama,” lanjutnya.

Menurutnya, tantangan zaman semakin gila, dimana pornografi dan aksi-aksi kekerasan yang menyebar melalui kemajuan teknologi dan berbagai media, semakin memperburuk tumbuh kembang anak-anak dan pikiran orang dewasa sehingga memicu tindakan-tindakan amoral.

“Faktor ekonomi bukan satu-satunya alasan yang mengakibatkan terjadinya kekerasan-kekerasan seksual inses. Perlu kerjasama orang tua untuk mencegah dan mewaspadai kekerasan dan kejahatan seksual inses, agar tidak terjadi. Perlu keterlibatan penuh dari ayah dan ibu. Para ayah, harus lebih perduli lagi dengan anak-anaknya. Mari kita peluk dan rangkul anak-anak kita agar mereka tahu bahwa mereka sangat berharga,” tandasnya.

Aksi solidaritas ini diikuti oleh Gerakan Orangtua Perduli Anak, Yayasan Kita dan Buah Hati Jakarta, Yayasan Habib Alby dan para aktivis perempuan dan anak. Dana yang terkumpul dari aksi solidaritas dan simpati ini, akan diserahkan kepada keluarga M.


Sumber:  Radio Antero FM
 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending