Kekeringan dalam jangka panjang memunculkan krisis air di berbagai daerah di Indonesia termasuk di daerah dataran tinggi. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan Badan Geologi Jawa Tengah, untuk mengatasi kekeringan maka dibuatlah sumur artesis sedalam 200 meter. Sayangnya, penggalian pun tidak membuahkan hasil yang memadai sehingga masyarakat masih harus bersusaha payah mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun pertanian.
Sejumlah mahasiswa Program Studi Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada tergerak untuk membantu mengatasi masalah krisis air yang melanda warga Dusun Ngoho dengan menerapkan teknologi pemanen kabut. Teknologi yang diterapkan dapat digunakan untuk menangkap dan mengumpulkan air dalam kabut sehingga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ketua Tim Pengembang Pemanen Kabut, Aditya menjelaskan, lewat teknologi ini diharapkan dapat mengatasi kekeringan di musim kemarau yang terjadi di Dusun Ngoho.
Pengembangan teknologi pemanen kabut lahir dari Progam Kreatifitas Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian 2013 yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Mereka memulai mengembangkan teknologi pemanen kabut sejak Februari lalu.
Sumber: radio Unisi Yogya
Teknologi Pemanen Kabut UGM Bantu Atasi Krisis Air
Kekeringan dalam jangka panjang memunculkan krisis air di berbagai daerah di Indonesia termasuk di daerah dataran tinggi. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan Badan Geologi Jawa Tengah, untuk mengatasi kekeringan maka dibuatlah sumur artesis sedala

NUSANTARA
Senin, 15 Apr 2013 17:14 WIB


UGM, memanen kabut, kekeringan
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai