Bagikan:

Solar Langka, Pengusaha Batubara Bengkulu Tak Mau Disalahkan

Gabungan Pengusaha Batubara Bengkulu menolak dituding sebagai penyebab langkanya BBM jenis solar di Bengkulu. Ketua gabungan Yurman Hamidi berkilah, kendaraan pengangkut batubara yang ikut mengantre di SPBU adalah milik masyarakat, sehingga tak termasuk d

NUSANTARA

Selasa, 23 Apr 2013 14:21 WIB

Author

Antonius Eko

Solar Langka, Pengusaha Batubara Bengkulu Tak Mau Disalahkan

solar langka, pengusaha batubara, bengkulu

Gabungan Pengusaha Batubara Bengkulu menolak dituding sebagai penyebab langkanya BBM jenis solar di Bengkulu. Ketua gabungan Yurman Hamidi berkilah, kendaraan pengangkut batubara yang ikut mengantre di SPBU adalah milik masyarakat, sehingga tak termasuk dalam aturan pemerintah yang melarang  angkutan pertambangan dan perkebunan memakai BBM subsidi.

Kata Yurman, masyarakat pemilik truk  bekerja pada pengusaha bertambangan. Kendaraan itu juga tak hanya digunakan untuk mengangkut batubara saja. Yurman balik menuding aturan pemerintah tak jelas sehingga masyarakat pemilik truk yang disalahkan.

“Artinya kalau dia pulang dari utara bawa batubara, berangkat dia bisa bawa material, barang-barang sembilan bahan pokok. Ini regulasi Permen ini tidak tepat, artinya belum bisa dilaksanakan di daerah-daerah kecuali di pulau Jawa,” kata Yurman.

Dia menambahkan, kalau masyarakat yang terlibat dalam angkutan batubara harus memakai BBM non subsidi, maka upah angkutnya juga harus disesuaikan agar masyarakat tak rugi.

“Kalau saya lihat sekarang masyarakat kami ini yang punya 1-2 truk ini jangankan harga BBM non subsidi Rp 1 juta harganya bisa mereka beli asal bisa hidup. Sekarang mereka dipaksakan beli minyak non subsidi tetapi ongkos itu tidak cukup untuk membeli minyak itu, bagaimana menyambung hidup mereka, bagaimana membayar kredit mereka?” tambahnya.

Kata Yurman, pengusaha pertambangan di Bengkulu selalu menggunakan armadanya sendiri di dalam lokasi tambang. Tapi saat harus membawa batubara ke pelabuhan, pengusaha memakai truk milik masyarakat.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending