Bagikan:

Solar Langka, Nelayan Medan Sudah Seminggu Tak Melaut

Selama sepekan terakhir nelayan di Medan tak bisa melaut karena langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Akibatnya, harga ikan di pasaran melambung tinggi.

NUSANTARA

Rabu, 10 Apr 2013 17:13 WIB

Solar Langka, Nelayan Medan Sudah Seminggu Tak Melaut

nelayan, medan, sumatera utara


Selama sepekan terakhir nelayan di Medan tak bisa melaut karena langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Akibatnya, harga ikan di pasaran melambung tinggi.

Salah seorang nelayan di tangkahan penambatan Kampung Kurnia, Ridwan, mengakui banyak kapal ikan tidak pergi melaut karena ketiadaan solar. “Bagaimana kami mau melaut mencari ikan, solar saja langka. Jangankan di SPBU, di tingkat pengencer juga tidak ada,” sebut Ridwan.
 
Nelayan lainnya, Ahmad, warga Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan juga mengeluhkan hal yang sama. Hanya saja, dirinya sempat mendapatkan solar non subsidi dari spekulan, namun dampaknya harga ikan menjadi mahal dijual.

"Kemarin, saya dapat solar dari spekulan dengan harga Rp7000/liter. Saya beli tidak banyak dan hanya sebentar melaut. Itupun ikannya hanya sedikit, mau tidak mau harga ikan jadi mahal," ungkapnya.

Tingginya harga ikan tersebut diakui salah seorang pedagang ikan di Pusat Pasar Medan, Anto. Menurutnya, mahalnya harga ikan dikarenakan minimnya pasokan yang diterima dari nelayan.

"Ikan memang mahal sekarang. Apalagi dengar-dengar nelayan jarang melaut karena solar langka. Kalaupun ada dari nelayan, harganya memang sudah dinaikan, makanya harga jualpun menjadi naik,” ucapnya.
 
Diantara harga ikan yang naik, sebut Anto, seperti ikan tongkol yang biasanya Rp 22.000 menjadi Rp26.000/Kg, ikan gembung kuring yang biasanya Rp 30.000 menjadi Rp 35.000/Kg dan ikan selayang yang biasanya Rp 20.000 menjadi Rp2 4.000/Kg.

Sumber: Star News

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending