Bagikan:

Petani Apel Malang Tak Kuat Penuhi Permintaan Pasar

Buah & sayuran lokal | Apel Malang | Produk hortikultura impor | Tata niaga

NUSANTARA

Selasa, 16 Apr 2013 17:34 WIB

Author

Dimas Rizky

Petani Apel Malang Tak Kuat Penuhi Permintaan Pasar

Buah & sayuran lokal | Apel Malang | Produk hortikultura impor | Tata niaga

KBR68H, Jakarta- Petani apel Malang di Jawa Timur mengaku kewalahan untuk memenuhi permintaan masyarakat seluruh Indonesia.


Peningkatan permintaan itu terjadi setelah berlakunya pembatasan impor produk hortikultura, termasuk buah.

Suharno, salah satu petani apel Malang mengatakan salah satu kendala dalam pemenuhan permintaan itu adalah cuaca buruk.

"Kita sementara tidak bisa memenuhi kebutuhan pasar. Soalnya produktifitas apel berkurang. Cuaca sekarang buruk sekali. Banyak buah yang diserang hama sehingga banyak buah yang busuk dan tidak bisa dibawa ke pasar. Mungkin di pasaran ini hanya ada beberapa persen saja buah apel," ujar Suharno saat dihubungi KBR68H.

Salah satu petani apel di Malang Suharno menambahkan mereka hanya bisa mengirim 100 ton apel ke daerah sekitar dan kota besar seperti Jakarta. Mereka berharap pemerintah turun tangan dengan memberikan bantuan bibit yang tahan cuaca buruk.

Pasar buah dan sayuran lokal saat ini kalah bersaing dengan produk hortikultura impor. Aliansi Petani Indonesia menyebutkan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya pamor produk buah dan sayuran lokal karena tata niaga yang buruk.

Ketua Departemen Penataan Produksi dan Usaha Tani API Muhammad Rifai mengatakan tata niaga itu di antaranya permasalahan distribusi, infrastruktur dan pungutan di pelabuhan. Karena itu kata dia, pembatasan impor produk hortikultura termasuk buah, seharusnya bisa dijadikan momentum untuk memperbaiki jalur distribusi produk lokal.

Buruknya tata niaga menyebabkan harga buah lokal lebih mahal dari produk impor. 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending