Bagikan:

Pengamat: UN Kacau, Kembalikan Ujian di Sekolah Saja

Banyak prosedur standar yang dilanggar dalam Ujian Nasional 2013 kali ini. Baik itu waktu pelaksanaan ujian yang tidak serempak, kurangnya naskah soal dan lembar jawaban sehingga harus difotokopi, hingga lembar jawaban yang mudah sobek. Segala macam kegan

NUSANTARA

Selasa, 23 Apr 2013 17:36 WIB

Author

Radio Unisi

Pengamat: UN Kacau, Kembalikan Ujian di Sekolah Saja

UN Kacau

KBR68H, Jakarta - Banyak prosedur standar yang dilanggar dalam Ujian Nasional 2013 kali ini. Baik itu waktu pelaksanaan ujian yang tidak serempak, kurangnya naskah soal dan lembar jawaban sehingga harus difotokopi, hingga lembar jawaban yang mudah sobek. Segala macam keganjilan pelaksanaan Ujian Nasional 2013 ini membuat banyak pemerhati pendidikan meragukan keabsahan hasil ujian tersebut.

“UN ini berstandar nasional, masa soalnya fotokopi, waktunya gak serempak. Jelas kemungkinan kebocoran soal tinggi, apalagi ada yang ditunda sampai seminggu,  sehingga tingkat keabsahannya sangat diragukan” ungkap Pakar Pendidikan Islam UII, Hujair AH Sanaky.

Dosen Pendidikan Agama Islam UII ini berpendapat, berbagai alasan yang diungkapkan panitia penyelenggara ujian kurang dapat diterima. Sebab, ujian seperti ini sudah rutin diselenggarakan setiap tahun dalam beberapa decade terakhir. “Sangat tidak profesional, mestinya kan sudah ada evaluasi setiap tahunnya,” tegasnya.

Komponen muatan soal ujian, menurut Hujair, juga tidak proporsial di mana 60 persen ujian Negara dan 40 persen ujian sekolah. Persentase ini seharusnya dibalik, bahkan untuk ujian Negara bisa 30 persen saja karena cuma mengukur beberapa mata pelajaran. “Selama tiga tahun mereka mengenyam pendidikan lokal di sekolah, lah kok ujian negara melebihi kapasitas ujian sekolah?” tanya Hujair AH Sanaky.

Menganalisa berbagai masalah ujian nasional setiap tahun, Hujair mengusulkan untuk mengembalikan pelaksanaan ujian ke sekolah masing-masing. Kebijakan ini menurutnya lebih bisa mengukur kompetensi lulusan sekolah. Namun, harus dengan pengawasan yang tersistem dan terstandar misalnya per-propinsi atau kabupaten.

“Beberapa Negara maju seperti Finlandia, Amerika, Jerman, Kanada, Australia, tidak menerapkan ujian nasional dalam sistem pendidikan mereka kecuali tes untuk melanjutkan ke tingkat lebih tinggi, universitas misalnya,” jelas Hujair.

Pelaksanaan UN menurutnya lebih banyak mengandung mudarat dari pada maslahat, baik dari aspek finansial, efektivitas, dan efisiensi.  “Sekarang perlu dipikirkan apa untungnya melaksanakan UN yang setiap tahun semakin ribet dan selalu kedodoran saat persiapan dan pelaksanaan,” tambahnya.

Sumber: Radio Unisi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending