Bagikan:

Pengamat: Kerusuhan Palopo Karena KPU Tak Profesional

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palopo, Sulawesi Selatan dituding tidak profesional dalam menjalankan fungsi penyelenggara pemilukada. Peneliti Senior LIPI Siti Zuhro mengatakan, beberapa kasus kerusuhan yang terjadi saat penyelenggaraan pilkada selalu dipicu

NUSANTARA

Senin, 01 Apr 2013 12:09 WIB

Author

Yudi Rahman

Pengamat: Kerusuhan Palopo Karena KPU Tak Profesional

kerusuhan, palopo, sulawesi

KBR68H, Jakarta – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palopo, Sulawesi Selatan dituding tidak profesional dalam menjalankan fungsi penyelenggara pemilukada. Peneliti Senior LIPI Siti Zuhro mengatakan, beberapa kasus kerusuhan yang terjadi saat penyelenggaraan pilkada selalu dipicu dari sikap KPU yang berpihak kepada salah satu kandidat. Selain itu, kebuntuan komunikasi antara KPU dan tim sukses juga menjadi pemicu kerusuhan pilkada.

“Kita melihat memang tidak hanya di Palopo, di sejumlah daerah yang pilkadanya berakhir dengan konflik sebenarnya peran dari penyelenggara pemilukada dalam hal ini. KPU Daerah memegang fungsi yang sangat penting bahwa penyelenggaraan pemilu harus profesional dan netral secara politik” ujar Peneliti Senior LIPI Siti Zuhro saat dihubungi KBR68H.

Peneliti Senior LIPI Siti Zuhro menambahkan, pasangan Haidir Basir-Thamrin Jufri mau bertanggung jawab atas aksi pengrusakan pendukungnya terhadap gedung pemerintah dan kantor media massa kemarin.

Sebelumnya, ratusan orang pendukung calon Walikota Palopo, Haidir Basir-Thamrin Jufri mengamuk dan membakar sejumlah gedung dan fasilitas publik. Kerusuhan meletus setelah Komisi Pemilihan Umum menetapkan pasangan Judas Amir-Ahmad Syarifuddin (JA) sebagai pemenang pemilihan walikota dengan perolehan 37 ribu lebih suara. Adapun rivalnya, pasangan Haidir Basir-Thamrin Jufri (HATI) meraih 36 ribu lebih suara. Selisih antara keduanya hanya sebesar 738 suara.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending