Bagikan:

Pariwisata di Kutai Timur Belum Didukung Infrastruktur yang Memadai

Dinas Pemuda olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kutai Timur, Kalimantan Timur, menyadari keadaan infrastruktur terutama jalan dan fasilitas wisata yang tak memadai. Karena itu, dinas hanya konsentrasi mempromosikan objek wisata alami yang tak mem

NUSANTARA

Rabu, 17 Apr 2013 16:53 WIB

Pariwisata di Kutai Timur Belum Didukung Infrastruktur yang Memadai

Pariwisata di Kutai Timur

KBR68H, Sangatta - Dinas Pemuda olahraga dan Pariwisata (Disporapar)  Kutai Timur, Kalimantan Timur, menyadari  keadaan   infrastruktur terutama  jalan dan fasilitas wisata  yang tak memadai. Karena itu, dinas hanya konsentrasi  mempromosikan objek wisata alami yang tak memerlukan fasilitas yang baik bahkan jalan sekalipun.

Kepala Bidang Budaya  Disporapar  Kutai Timur, Budi Amuran  mengatakan,  banyak objek wisata yang dimiliki Kutim yang layak untuk dijual seperti Pantai Teluk Lombok dan Kenyamukan yang menjadi tempat rujukan liburan akhir pekan bagi warga Sangatta. Demikian juga dengan lokasi wisata Pantai Sangkulirang, Pulau Miang, Teluk Kaba serta Pantai Sekerat.

Pihak Disporapar sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggungjawab dengan masalah kepariwisataan di Kutim,  mengaku tidak dapat berbuat banyak dengan kondisi yang ada. Sebab, dalam standar pengelolaan tempat pariwisata diperlukan standar pengelolaan yang jelas.

Budi Amuran mengatakan, tantangan yang dihadapi instansinya selama ini adalah penyediaan sarana dan prasana penunjang ke lokasi-lokasi wisata.

“Karena jika tidak mengedepankan penyediaan fasilitas penunjang bagi wisatawan, maka akan sangat sulit kami mengelola dan mendapatkan distribusi pendapatan dari obyek-obyek wisata  yang ada,” jelasnya.

Ia mengakui, selama ini  dinas lebih mengoptimalkan pengelolaan wisata minat khusus yaitu daerah pegunungan Karst yang terletak di  Kaliorang dan Sangkulirang.

Saat digelar pameran pariwisata,  pegunungan Karst diperkenalkan pada wisatawan mancanegara dan domestik sebagai lokasi situs dan benda purbakala yang usianya diperkirakan 10 ribu hingga 12 ribu tahun silam.

“Ketertarikkan pengunjung wisata khusus pada lokasi tersebut, yang dioptimalkan. Mengingat dalam pengembangannya tidak diperlukan berbagai fasilitas penunjang seperti obyek wisata pada umumnya,” jelas Budi Amuran.

Ia menambahkan,  wisata khusus Pegunungan Karst sudah banyak diakui  warga negara asing, yang tertarik terhadap keindahan gunung batu kapur yang telah terbentuk lama tersebut. Selain itu  Pegunungan  Karst di Kutim memiliki keindahan dan keunikan tersendiri.

“Hal inilah yang mengundang wisatawan asing, yang rata-rata adalah para peneliti purbakala dan antropologi untuk ke Karts,” jelasnya.

Selain itu, Budi mengakui belum ada konsep jelas tentang kepariwisataan di Kutim sehingga apa yang diprogramkan masih tradisional. Penyebabnya, diakui beragam diantaranya minimnya dukungan dana.

”Kami akan tetap fokus dalam mengembangkan wisata minat khusus, mengingat potensi pengelolaannya tidaklah sesulit ketika mengelola wisata umum. Apalagi untuk wisata khusus, diikuti oleh wisatawan asing yang memiliki kemampuan finansial lebih untuk menyalurkan hasrat adventure mereka,” ujar Budi.

Sumber: Gema Wana Prima

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending