Bagikan:

Maret 2013, Inflasi Kota Cirebon Tertinggi di Jawa Barat

Bulan Maret 2013 Kota Cirebon mengalami inflasi sebesar 1,70 persen, pada Indeks Harga Konsumen (IHK) 142,89. Inflasi terjadi karena kenaikan Indeks Harga pada komoditi Subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 51,00 persen, kemudian disusul subkelompk bahan baka

NUSANTARA

Kamis, 04 Apr 2013 11:55 WIB

Author

Suara Gratia

Maret 2013, Inflasi Kota Cirebon Tertinggi di Jawa Barat

Inflasi Kota Cirebon

KBR68H, Cirebon - Bulan Maret 2013 Kota Cirebon mengalami inflasi sebesar 1,70 persen, pada Indeks Harga Konsumen (IHK) 142,89. Inflasi terjadi karena kenaikan Indeks Harga pada komoditi Subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 51,00 persen, kemudian disusul subkelompk bahan bakar, penerangan dan air sebesar 10,68 persen.

Kenaikan tarif air minum PDAM memiliki andil yang paling dominan sebesar 0,72 persen, disusul bawang merah sebesar 0,71 persen dan terakhir bawang putih sebesar 0,23 persen. Selain itu, pendataan harga barang/jasa di Kota Cirebon selama bulan Maret 2013, mencatat adanya kenaikan IHK dari 140,40 pada bulan Februari 2013 menjadi 142,89. Perubahan ini menghasilkan inflasi sebesar 1,70 persen.

Secara nasional inflasi di Kota Cirebon menempati urutan kedua setelah Kota Sorong dan Pangkal Pinang sebesar 1,73 persen. Sementara inflasi terendah terjadi di Kota Pare-Pare sebesar 0,07 persen. Sedangkan untuk 7 Kota di Jawa Barat, Kota Cirebon menempati urutan pertama disusul Kota Bogor di urutan kedua dengan inflasi sebesar 1,50 persen,  selanjutnya Kota Depok sebesar 1,05 persen, kemudian Kota Bandung sebesar 0,63 persen, Kota Bekasi sebesar 0,49 persen, Kota Tasikmalaya dan Kota Sukabumi masing-masing sebesar 0,24 persen. Jawa Barat sendiri pada bulan Maret 2013 ini mengalami inflasi sebesar 0,79 persen.

Kepala Seksi Statistik Distribusi pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon Nurhidayat mengatakan, inflasi sebesar 1,70 persen di  Kota Cirebon berdampak pada pelaku usaha dan daya beli masyarakat, sehingga pengusaha kesulitan dalam menentukan harga dan kuantitas pemesanan barang. “Kalau inflasi terjadi secara fluktuatif, pengusaha tidak memiliki kepastian harga begitupun dengan pembeli akan merasa keberatan karena harga mengalami peningkatan,”  jelas Nurhidayat. Kenaikan inflasi seperti ini bisa dimanfaatkan oleh sepkulan dalam memainkan harga kebutuhan pokok.

Ia melanjutkan, Kota Cirebon pernah mencapai inflasi tertinggi pada bulan Juli 2012 sebesar 1,81 persen, karena terpengaruh oleh pergantian tahun ajaran baru siswa sekolah. Ia menjelaskan, kenaikan tarif air PDAM di awal tahun 2013 lalu dampaknya baru dirasakan masyarakat pada Maret 2013. Ini memberikan andil terbesar dalam meningkatkan laju inflasi di Kota Cirebon selain bawang merah dan bawang putih. “Walaupun harga bawang merah dan bawang putih sempat mengalami, justru laju inflasi disebabkan oleh kanikan tarif air minum PDAM,” tambah Nurhidayat.

Sumber: Suara Gratia

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending