Bagikan:

Lagi, Raskin Kualitas Jelek Diterima Warga NTB

Beras miskin (raskin) dengan kualitas jelek alias tidak layak konsumsi kembali diterima oleh warga. Sejumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Sisik, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah (Loteng) menerima raskin dengan kualitas tidak layak konsumsi. Meski pene

NUSANTARA

Senin, 01 Apr 2013 14:29 WIB

Lagi, Raskin Kualitas Jelek Diterima Warga NTB

Raskin NTB

KBR68H, Praya - Beras miskin (raskin) dengan kualitas jelek alias tidak layak konsumsi kembali diterima oleh warga. Sejumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Sisik, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah (Loteng) menerima raskin dengan kualitas tidak layak konsumsi. Meski penerima raskin mendapat jatah beras dengan kualitas rendah, namun mereka enggan melayangkan protes.

Inaq Sanaah (61), warga Sisik menuturkan, ia menerima raskin bulan Maret ini dengan kualitas yang jelek. Itu dilihat dari tampilannya yang sudah coklat kehitam-hitaman dan tekstur rasanya yang kurang enak. Ia harus menggiling ulang raskin tersebut agar nampak lebih putih dan layak dikonsumsi.

Sementara itu, Kepala Desa Sisik, Sakarta mengatakan, berdasarkan hasil rapat koordinasi antara kepala desa dengan pihak Bulog diketahui bahwa ada beras yang diterima warga yang berasal dari stok lama. Namun tidak semua raskin stok lama yang diterima warga, karena ada juga raskin dengan kualitas yang cukup bagus.

Ia mengklaim, selama ini belum ada warganya yang mengeluh dan melaporkan terkait dengan adanya raskin yang berkualitas jelek tersebut. “ Belum ada keluhan, selama ini tidak ada kompalin apa-apa tentang raskin itu. Jika tidak ada komplain, berarti tidak apa-apa, mungkin masyarakat sudah memaklumi,” katanya.

Sebelumnya. Bulog tidak menampik, jika ada raskin yang kualitasnya buruk. Namun, tidak semua raskin yang dikeluarkan Bulog, kualitasnya buruk. Banyak raskin yang didistribusikan ke masyarakat memiliki kualitas bagus dan layak dikonsumsi.

Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) NTB M. Hasyim beberapa waktu lalu mengatakan, jeleknya kualitas raskin bukan berarti pihak Bulog tinggal diam begitu saja. Mulai saat ini pihaknya akan lebih memperketat pengawasan keluar dan masuk beras ke gudang-gudang penyimpanan yang ada. Terutama saat dikeluarkan dari gudang, proses pengawasan akan sangat ketat.

Setiap beras yang keluar harus melalui pengecekan terlebih dahulu. Baru kemudian diangkut dan disalurkan ke masyarakat. Hal itu untuk meminimalir adanya beras yang berkualitas jelek, beredar dimasyarakat. “Kalau pun nanti ada yang luput dari pengawasan dan masyarakat sudah terlanjur menerimanya raskin yang kualitasnya kurang bagus, kami siap untuk mengganti,” terangnya.

Selain itu masa penyimpangan beras di gudang-gudang Bulog juga akan lebih dipersingkat. Nantinya, masa penyimpangan beras paling lama 5 bulan saja. Jika ada yang sudah lewat dari 5 bulan, maka harus dikeluarkan dan disalurkan.

Sumber: Global FM Lombok

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending