Bagikan:

Korban Meninggal di Yahukimo, 12 Diantaranya Balita dan Anak anak

Meninggalnya 61 warga di Distrik Saminage, Kabupaten Yahukimo Papua yang ditengarai akibat tidak adanya pelayanan medis, 12 diantaranya merupakan anak anak dan balita.

NUSANTARA

Senin, 22 Apr 2013 11:29 WIB

Korban Meninggal di Yahukimo, 12 Diantaranya Balita dan Anak anak

Korban Meninggal di Yahukimo

KBR68H, Wamena – Meninggalnya 61 warga di Distrik Saminage, Kabupaten Yahukimo Papua yang ditengarai akibat tidak adanya pelayanan medis, 12 diantaranya merupakan anak anak dan balita.

Ketua tim pastoral gereja Paroki Hepuba yang pertama kali mengangkat persoalan ini ke publik, Pastor Jhon Jonga menuturkan, sebagian besar anak dan balita yang meninggal karena infeksi saluran pernapasan atau Ispa dan gangguan pencernaan seperti diare.

“Dari semua desa itu sudah jelas daftar nama, hanya tinggal tanggal kematian, umur sudah, mereka mati karena mencret saja, karena batuk batuk saja, ispa. Saya tidak bilang mereka mati karen lapar, karena wabah. Ini merek membelot Karena lapar, karena wabah. Jangan mereka tipu tipu,” ungkap Jhon Jonga.

Ketua tim pastoral gereja Paroki Hepuba, Jhon Jonga juga menyayangkan data  yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Yahukimo yang mencatat korban meninggal hanya 26 orang. Seharusnya, kata dia, tim yang diturunkan bisa mendata semua kampung, tidak hanya mengambil data dari satu lokasi saja.

Dia berharap, persoalan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan saja tapi semua pihak harus turut andil dalam menyelesaikan persoalan ini, mulai di tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten. “Terutama dalam hal pengawasan kinerja tenaga medis dalam memberikan pelayanan masyarakat,” harapnya.

Sebelumnya, tim pastoral gereja Paroki Hepuba dalam pelayanannya di Distrik Saminage menemukan 61 warga meninggal dalam kurun waktu Januari hingga Maret 2013. Mereka meninggal diduga akibat tidak adanya pelayanan medis. Satu satunya Puskesmas disana, hanya dijaga seorang kader yang tidak bisa memberikan pelayanan kesehatan maksimal. Sementara dokter maupun perawat sudah lama meninggalkan tempat tugas mereka.

Distrik yang terdiri dari 9 kampung dengan jumlah penduduk hampir mencapai lima ribu jiwa tersebut, sangat terisolir. Lokasi mereka hanya dapat diakses dengan menggunakan pesawat terbang berbadan kecil. (Andi Iriani)

Sumber: Swara Nusa Bahagia

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending