Bagikan:

Kemarau, PDAM Tirta Uli Krisis Air

Musim kemarau yang melanda Kota Siantar, Sumatera Utara hampir dua minggu terakhir, membuat air PDAM Tirta Uli tidak mengalir. Banyak masyarakat mengeluh karena seretnya pasokan air ke rumah mereka.

NUSANTARA

Selasa, 02 Apr 2013 14:20 WIB

Kemarau, PDAM Tirta Uli Krisis Air

PDAM Tirta Uli

KBR68H, Pematang Siantar - Musim kemarau yang melanda Kota Siantar, Sumatera Utara hampir dua minggu terakhir, membuat air PDAM Tirta Uli tidak mengalir. Banyak masyarakat mengeluh karena seretnya pasokan air ke rumah mereka. Misalnya saja warga yang tinggal di Jalan Kestria Lor 25 Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timurair. Di lokasi itu, air mengalir minim. Sementara para malam hari, air mengalir namun hanya sedikit. Ini membuat warga menampung air agar dapat dipergunakan untuk memasak dan mandi pada pagi hari.

Salah seorang warga disana, Tony mengatakan, PDAM Tirta Uli sebagai perusahaan yang termasuk perusahaan yang besar perlu memikirkan para pelanggan agar kekurangan air seperti sekarang ini tidak terjadi lagi.

Warag lainnya, John Rony Sitep yang tinggal di Jalan Renville Kelurahan Merdeka di Kecamatan Siantar Timur mengatakan, air PDAM di rumahnya sudah hampir tiga minggu tidak jalan. "Namun pada waktu malam air menetes seperti tetesan air mata anak kecil, kalau tidak ditampung pasti akan terbuang, bahkan di dekat rumah saya ada yang coba memotong pipa ke rumahnya dan menampung pada waktu malam," ujarnya.

Lebih lanjut John Rony mengatakan, bahwa PDAM Tirta Uli perlu mencari solusi seperti menyalurkan air dengan memakai tangki ke setiap kelurahan yang kekurangan air, karena musim kemarau ini akan berkepanjangan.  

Terkait keluhan warga ini, pegawai PDAM Tirta Uli melalui salah seorang stafnya mengatakan para staf sudah pulang. Menurut pegawai itu, masalah debit air selalu kurang pada musim kemarau.

Sumber: Star News

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending