Bagikan:

Keluarga Korban Penembakan oleh Polisi Mengadu ke LBH Medan

KBR68H, Medan - Penembakan yang dilakukan petugas Direktorat IV Bareskrim Mabes Polri terhadap dua tersangka yang diduga bandar narkotika yakni Selli Satria Aprianto alias Kiki (26), dan Ramadhan P Kesuma (26), hingga tewas beberapa hari lalu, menimbulka

NUSANTARA

Jumat, 26 Apr 2013 10:12 WIB

Keluarga Korban Penembakan oleh Polisi Mengadu ke LBH Medan

korban penembakan, polisi, LBH Medan

KBR68H, Medan - Penembakan yang dilakukan petugas Direktorat IV Bareskrim Mabes Polri terhadap dua tersangka yang diduga bandar narkotika yakni Selli Satria Aprianto alias Kiki  (26), dan Ramadhan P Kesuma (26), hingga tewas beberapa hari lalu, menimbulkan tanda tanya dari pihak keluarga tersangka.

Pasalnya, pihak keluarga menilai polisi bertindak berlebihan dan melanggar hukum. Dimana keluarga Kiki pun  mengadu dan meminta bantuan hukum ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Kamis (25/4).

"Apa salah anak saya hingga ditembak mati gitu. Udah tak tahu lagi, macam kiamat rasanya saat saya mengetahui anak saya sudah meninggal dengan luka tembakan tujuh lobang. Anak saya baik, dia sayang kali sama saya dan adiknya. Buktikan dulu yang dituduhkan kepada anak saya, kenapa harus ditembak,"ujar Elis Santi (43), orangtua dari Kiki sambil menangis.

Keluarga Kiki yang datang berjumlah tiga orang itu, membawa barang bukti berupa baju berwarna merah yang dipakai anaknya pada saat ditembak polisi hingga tewas."Darahnya masih ada ini dan belum kami cuci biar ada bukti kejamnya polisi itu. Di situ terlihat ada tujuh lobang peluru," ujar Selli Ledita Amelia (23), adik Kiki

Selli Ledita datang ke LBH Medan untuk meminta bantuan hukum meminta kepolisian mempertanggungjawabkan sikapnya.

"Mirip ayam potong abang saya itu ditembaki. Ada bekas borgolan di tangannya yang dibilang teman-temannya. Terus ketika dimandikan, mulut abang saya terus mengeluarkan darah." Urai Selli.

Selli Ledita pun menyayangkan sikap polisi yang menewaskan abangnya. "Kalau pun benar bersalah, kan biasanya kakinya ditembak. Kenapa harus sampai tujuh tembakan di bagian depan dan dua di bagian punggung belakang. Tindakan polisi yang berlebihan bisa dilihat dari tayangan televisi dan media cetak. Itu bisa menjelaskan. Tangan abang saya diborgol, saat itu dia pun terlihat memberi penjelasan kepada polisi, berarti kan dia bekerja sama, jadi kenapa ditembaki," jelasnya dengan wajah sedih.

Kedatangan Selli Ledita bersama ibunya dan bibinya Beba S Sari (53) ke LBH Medan, langsung diterima  Kepala Divisi Advokasi, HAM dan Tipikor LBH Medan, Irwandi Lubis.

"Kami menerima pengaduan dari korban penembakan yang diduga sebagai bandar narkoba. Keluarga sudah teken kuasa agar LBH mengawal kasus ini karena polisi dinilai telah melakukan judicial killing," terangnya.

LBH Medan juga akan mengadukan kasus ini kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), karena ini merupakan kejahatan yang serius dilakukan aparat negara.

Sumber: Radio Star News

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending