Indeks Pembangunan Manusia NTB Masih Rendah

KBR68H, Mataram - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) provinsi NTB selama lima tahun terakhir belum bergeser dari posisi 32 secara nasional. Namun pertumbuhannya diklaim cukup signifikan yaitu mencapai nilai 72 atau berada di posisi keenam di Indonesia. Komisi IV DPRD NTB menilai, pertumbuhan angka IPM itu tidak berbanding lurus dengan beberapa fakta yang ada.

Ketua Komisi IV Bidang Pendidikan dan Kesehatan DPRD NTB Patompo Adnan disela kegiatan dinas di Jakarta Rabu (24/04) mengatakan, kasus gizi buruk, kasus kematian bayi dan kasus sekolah yang masih memprohatinkan menjadi salah satu pembanding klaim keberhasilan pemerintah tersebut.

“Pertumbuhan IPM kita di urutan ke enam secara nasional. Namun jika dilihat dari beberapa fakta seperti gizi buruk yang masih bermunculan, sekolah yang masih memperihatinkan. Kita harus kaji hal itu” kata Patompo.

Ia menerangkan, idealnya antara rilis keberhasilan dengan fakta dilapangan harus sama, sehingga pertumbuhan IPM yang signifikan itu menaikkan IPM NTB ke posisi yang lebih bagus.

“ Jika LKPJ secara akademis, dosen akan mengembalikannya. Karena antara kenyataan di lapangan dengan rilis belum mach” tambahnya.

Dalam LKPJ gubernur akhir masa jabatan, pemprov NTB menjadikan kota Mataram sebagai parameter dengan nilai IPM sebesar 72,32 rata-rata nasional pada tahun 2010. Jika kota Mataram dijadikan ukuran keberhasilan, maka pemerintah provinsi memiliki kewajiban untuk menjadi kabupaten kota yang lain seperti Mataram sehingga terjadi pemerataan pembangunan.

Anggota komisi IV Musleh Kholil dalam laporan komisi yang disampaikan dalam rapat paripurna 16 April lalu meminta pemprov NTB belajar ke Bali dan NTT bagaimana cara mendongkrak IPM, mengingat sejarah terbentuknya ketiga provinsi ini tidak jauh berbeda. Secara nasional IPM provinsi Bali dan NTT berada diposisi yang lebih baik dari NTB.

Sumber: Radio Global FM