Bagikan:

Hiswana Migas Jateng Kesulitan Awasi Aksi Penyelundupan BBM

KBR68H, Jakarta - Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Jawa Tengah mengaku kesulitan mengawasi kendaraan yang akan membeli BBM bersubsidi.

NUSANTARA

Rabu, 17 Apr 2013 14:47 WIB

Hiswana Migas Jateng Kesulitan Awasi Aksi Penyelundupan BBM

solar, langka, jawa tengah

KBR68H, Jakarta - Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Jawa Tengah mengaku kesulitan mengawasi kendaraan yang akan membeli BBM bersubsidi. Ini menyusul adanya aksi penyelundupan BBM bersubsidi sehingga membuat stok solar di Jawa Tengah langka. Pengurus DPP Hiswana Migas Departemen SPBU Syarief Hidayat mengatakan pengusaha SPBU di Jawa Tengah sudah mengikuti aturan pemerintah dalam membatasi pembelian BBM bersubsidi. Namun,pengusaha SPBU tidak dapat bertugas sendiri untuk mengawasi aksi penyelundupan yang dilakukan para pembeli.

”Kami dari pihak Hiswana Migas atau SPBU, kita mengatasinya, kalau memang ada yang mau mengisi dengan dirigen harus betul-betul ada izinnya, karena sanksinya dari pertamina betul-betul berat mulai dari diskors sampai pemutusan hubungan usaha. Tetapi yang enggak bisa kita hindari sekarang, misalnya ada mobil kendaraan yang mengisi kemudian ada tempat untuk menampung BBM yang dia isi, lalu kembali ke SPBU untuk mengisi lagi. Itu volumenya cukup besar untuk dia jual di luar SPBU. Jadi ini yang agak sulit untuk diawasi, kami justru untuk yang beli pakai dirigen lebih mudah mengawasinya," kata Syarief kepada KBR68H.

Pengurus DPP Hiswana Migas Departemen SPBU Syarief Hidayat menambahkan, pengusaha SPBU tidak akan melayani konsumen yang membeli dengan membawa dirigen. Sebelumnya, Pemerintah telah membatasi pembelian BBM bersubsidi. Seperti di Jawa Tengah, kendaraan dibatasi membeli BBM subsidi maksimal Rp 300 ribu untuk satu kali pengisian.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending