KBR68H, Gorontalo - Pemerintah Provinsi Gorontalo mengaku wilayahnya mengalami krisis listrik. Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan, produksi listrik di wilayah tersebut hanya 40 Megawatt.
Sementara kebutuhan listrik mencapai 56 Megawatt. Pemadaman listrik juga terjadi dua kali pada saat Gubernur Rusli Habibie memimpin sidang Musyawarah Perencanaan Pembangunan di wilayahnya.
“Dengan kekurangan listrik pada beban puncak itu, kita masih mengharapkan suplai dari Sulawesi Utara dengan Sulteng,” ungkap Rusli, Jumat malam (5/4).
Gorontalo saat ini tengah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Anggrek dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Molotabu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Gorontalo. Kedua proyek ini rencananya bakal mulai beroperasi paling lama tahun depan.