Bantuan Korban Mentawai Tersendat Akibat Kesulitan BBM

 KBR68H, Mentawai - Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Mentawai,  membantah adanya korban meninggal akibat banjir yang melanda 3 kecamatan daerah itu sejak Jumat (5/4) lalu.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Mentawai, Paulinus, mengatakan dari pendataan yang dilakukan di wilayah yang terkena banjir tidak ada yang menjadi korban jiwa.
.
"Kita sudah melakukan pendataan di wilayah yang terkena banjir sebagai acuan untuk penyaluran bantuan agar tepat sasaran, dan dari pendataan itu tidak ada satupun korban jiwa dalam peristiwa ini,"kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Mentawai, Paulinus, Rabu.

Menurut Paulus, tim dari dinsos Mentawai telah melakukan pendataan terhadap korban banjir di Kecamatan Siberut Selatan dan Siberut Utara.

Berdasarkan pendataan awal, lanjut dia, terdapat sebanyak 1.315 keluarga atau 7000 jiwa yang terpaksa mengungsi akibat bencana tersebut. Di Siberut Selatan, pengungsi berasal dari Desa Puro sebanyak 127 kepala keluarga (KK), Desa Maileppet (35 KK), Desa Muntei (298 KK). Sementara di Siberut Utara, pengungsi merupakan penduduk Desa Monganpola sebanyak 300 KK, Desa Sirilanggai (200 KK), Desa Sotboyak (198 KK), dan Desa Nang-Nang (22 KK).

Selanjutnya dari Desa Peipei, Kecamatan Siberut Barat Daya sebanyak 46 KK, dan Desa Saibi, Kecamatan Siberut Tengah sejumlah 89 KK.

Selain itu, banjir yang terjadi sejak Jumat (5/4) mengakibatkan sepuluh unit rumah di Desa Monganpoula dan satu unit di Desa Sirilanggai rusak berat. Banjir juga menggenangi tiga unit sekolah dasar, dan dua unit puskesmas pembantu.

Menurut Paulinus, pihaknya menerjunkan satu tim yang terdiri atas tujuh orang petugas untuk melakukan pendataan. Awalnya, tim tersebut akan dibagi menjadi dua tim, namun terkendala alat transportasi dan sulitnya memperoleh bahan bakar minyak (BBM).

"Sejak diberlakukannya peraturan menteri, kami tidak bisa lagi menggunakan BBM subsidi. Sementara untuk mendapatkan BBM subsidi juga cukup sulit karena belum ada depot yang khusus menyediakan BBM tersebut,"katanya.

Di samping itu, pihaknya juga mendirikan posko di Tuapeijat guna menampung seluruh bantuan yang masuk baik berupa logistik mapun relawan.

"Saat ini ada logistik di gudang Dinsos Provinsi, namun belum bisa disalurkan karena terkendala biaya transportasi," katanya.