Bagikan:

Ada Caleg di Bantul Bergelar Doktor Tapi Tak Ada Ijazah

Sejumlah calon anggota legislatif (caleg) di Bantul ditemukan tak melengkapi ijazah pendidikan terakhir dalam pendaftaran peserta Pemilu 2014, kendati mengklaim bergelar akademik.

NUSANTARA

Senin, 29 Apr 2013 16:43 WIB

Author

Star Jogja FM

Ada Caleg di Bantul Bergelar Doktor Tapi Tak Ada Ijazah

caleg, ijazah

KBR68H, Yogyakarta- Sejumlah calon anggota legislatif (caleg) di Bantul ditemukan tak melengkapi ijazah pendidikan terakhir dalam pendaftaran peserta Pemilu 2014, kendati mengklaim bergelar akademik. Sementara itu, calon incumbent diklaim lebih siap menghadapi Pemilu dibanding caleg baru.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bantul menemukan sejumlah caleg bergelar akademik seperti sarjana, master hingga doktor tak dibuktikan dengan ijazah pendidikan terakhir sebagai salah satu syarat dokumen yang harus dipenuhi dalam pendaftaran.

Dari 12 partai peserta pemilu diperkirakan terdapat lebih dari 10 caleg yang tak memenuhi kelengkapan dokumen tersebut.

“Satu tim KPU yang memverifikasi berkas pendaftaran menangani tiga partai. Seperti tim saya memverifikasi tiga partai, dari tiga partai saja ada yang ditemukan kasus seperti itu. Kalau dua belas partai, lebih dari sepuluh yang tak disertai ijazah terakhir yang sudah dilegalisir, belum yang SMA,” terang  Juru Bicara KPU Bantul Nurudin Latif ditemui Senin (30/4).

KPU kata Latif masih akan meminta para caleg tersebut agar melengkapi ijazah dan berbagai dokumen lainnya paling lambat 1 Agustus mendatang. Kelengkapan dokumen sekaligus membuktikan apakah caleg yang bersangkutan memang memiliki gelar akademik atau tidak.

“Kalau ternyata tidak ada ijazahnya nanti kami minta untuk mencoret gelarnya,” katanyak.

Di Bantul ada 455 caleg yang mendaftar sebagai peserta Pemilu 2014 melalui 12 partai politik.

Sumber: Star Jogja FM

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending