KBR, Semarang - Direktur LBH Semarang Syamsuddin Arief menilai rencana agar aparat pengamanan mudik Lebaran 2025 dibekali senjata merupakan hal yang aneh. Permintaan itu sebelumnya disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfhi.
Arif menilai, penggunaan laras panjang dalam pengamanan mudik tidak humanis.
"Merespons soal gubernur yang kemudian meminta aparat dibekali laras panjang untuk mengamankan mudik itu aneh dan bisa jadi itu menyalahi aturan. Karena itu tidak humanis dan menakuti warga, seolah-olah kenapa harus bawa laras panjang di agenda mudik, kaya mau perang aja," ungkap Arif kepada KBR di Semarang, Selasa (18/3/2025).
Arif menjelaskan, penggunaan senjata dalam antisipasi kejahatan seperti begal telah diatur dalam undang-undang.
"Jika dianggap pengamanan untuk begal, polisi itu ketika mendindak sesuatu harus berdasarkan putusan," imbuhnya.
Menurutnya, aparat yang dibekali senjata justru terkesan menakuti masyarakat yang hendak mudik.
"Mereka pakai senjata itukan sudah ada aturannya bukan untuk menakuti masyarakat," tekannya.
Arif mengatakan, sejumlah pihak telah meminta Polri untuk melakukan evaluasi penggunaan senjata imbas sejumlah kasus aparat yang sewenang-wenang menggunankan senjata.
"Belajar dari kasus Gamma yang tewas ditembak, ini malah digunakan untuk menakuti."
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfhi meminta TNI dan polisi di wilayahnya membawa senjata laras panjang dalam pengamanan mudik lebaran 2025. Lutfhi mengatakan, senjata yang dibawa aparat untuk meminimalisir tindak kriminal seperti begal dan terorisme selama mudik.
Baca juga: