Bagikan:

Aparat Pengamanan Mudik Mau Dibekali Senjata, LBH Semarang: Aneh

Permintaan itu sebelumnya disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfhi.

NUSANTARA

Selasa, 18 Mar 2025 20:11 WIB

Author

Anindya Putri

Pengamanan mudik 2025

Polisi memasang rambu-rambu lalu lintas di Jalan lingkar pantura Desa Jepang, Mejobo Kudus, Jawa Tengah, Selasa (18/3/2025). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

KBR, Semarang - Direktur LBH Semarang Syamsuddin Arief menilai rencana agar aparat pengamanan mudik Lebaran 2025 dibekali senjata merupakan hal yang aneh. Permintaan itu sebelumnya disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfhi.

Arif menilai, penggunaan laras panjang dalam pengamanan mudik tidak humanis.

"Merespons soal gubernur yang kemudian meminta aparat dibekali laras panjang untuk mengamankan mudik itu aneh dan bisa jadi itu menyalahi aturan. Karena itu tidak humanis dan menakuti warga, seolah-olah kenapa harus bawa laras panjang di agenda mudik, kaya mau perang aja," ungkap Arif kepada KBR di Semarang, Selasa (18/3/2025).

Arif menjelaskan, penggunaan senjata dalam antisipasi kejahatan seperti begal telah diatur dalam undang-undang.

"Jika dianggap pengamanan untuk begal, polisi itu ketika mendindak sesuatu harus berdasarkan putusan," imbuhnya.

Menurutnya, aparat yang dibekali senjata justru terkesan menakuti masyarakat yang hendak mudik.

"Mereka pakai senjata itukan sudah ada aturannya bukan untuk menakuti masyarakat," tekannya.

Arif mengatakan, sejumlah pihak telah meminta Polri untuk melakukan evaluasi penggunaan senjata imbas sejumlah kasus aparat yang sewenang-wenang menggunankan senjata.

"Belajar dari kasus Gamma yang tewas ditembak, ini malah digunakan untuk menakuti."

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfhi meminta TNI dan polisi di wilayahnya membawa senjata laras panjang dalam pengamanan mudik lebaran 2025. Lutfhi mengatakan, senjata yang dibawa aparat untuk meminimalisir tindak kriminal seperti begal dan terorisme selama mudik.

Baca juga:

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending