KBR, Bandung- Organsisasi Pantomim Dunia di Indonesia menyebut terjadi diskriminasi seni pantomim di tanah air. Perwakilan organisasi itu, Wanggi Hoediyanto mencontohkan, salah satu diskriminasi yang dia alaminya adalah saat ditangkap kepolisian di Bandung ketika sedang pentas di jalan Soekarno, akhir pekan lalu. Dia dituding melanggar aturan tentang keramaian.
Ujarnya, masyarakat kerap menganggap seni pantomim layaknya pengemis di jalanan.
"Selama ini pantomim menjadi tabu untuk masyarakat mengenal pantomim di jalan. Karena masih minimnya ruang-ruang untuk pantomim bisa mengakses dan di sinilah perjuangan pantomim sendiri dalam taraf bagaimana pantomim dapat dimasyarakatkan, mengedukasi dan membuka wawasan tentang pantomim," ujarnya kepada KBR, Rabu (30/3).
Wanggi menambahkan organisasinya akan tetap memperjuangkan hak kebebasan berekspresi di ruang publik.
Dalam rilis sebelumnya, Wanggi yang tengah melakukan pertunjukan pantomim untuk memperingati "Perayaan tubuh internasional," mengaku diberhentikan oleh 4 orang polisi Satlantas. Selain itu dia juga mendapat intimidasi psikis oleh beberapa intel berseragam preman. Pertunjukan dihentikan lantaran dianggap tidak memenuhi perizinan mengundang keramaian publik.
Editor: Dimas Rizky