Bagikan:

Polda Sulteng Persulit Pemulangan Jenazah Teroris Dodo

Keluarga sudah mengenali dan pencocokan DNA pun sudah dilakukan Kamis pekan lalu

NUSANTARA

Selasa, 08 Mar 2016 13:06 WIB

Author

Erna Dwi

Polda Sulteng Persulit Pemulangan Jenazah Teroris Dodo

Keluarga terduga teroris Pondah alias Dodo mengadu ke Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Jalan Rajawali 28, Palu. Foto: Erna Dwi

KBR, Palu – Keluarga terduga teroris Dodo alias Pondah (22) hingga kini masih kesulitan membawa jenazah yang saat ini masih berada di ruang Instalasi Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah. Padahal keluarga sudah meyakini identitas jasad tersebut.

Menurut salah satu keluarga, Nusyaibah (37), Kepolisian Sulawesi Tengah beralasan masih fokus pada peralihan jabatan Kapolda, antara Brigjen Idham Aziz kepada Brigjen Rudi Sufahriadi. Bahkan, keluarga meyakini kehadiran Wakil Presiden Jusuf Kalla di Palu untuk menyaksikan fenomena alam gerhana matahari total (GMT) akan menghambat proses penyerahan jenazah Dodo.

“Kapan bisa dipulangkan sementara kami sudah menunggu beberapa lama dan sudah mengikuti proses. Kamis sudah melakukan tes DNA dan dicocokan. Dan kami ketika melihat jenazah kami sudah mengenali bahwa itu putra kami. Rencananya  jika jenazah bisa dikeluarkan secepatnya dan Allah mengizinkan akan kami kuburkan di Solo,” kata Nusyaibah, Selasa, 8 Maret 2016.

Nusyaibah merupakan istri kedua Joko Jihad yang saat ini di penjara di Pekalongan atas kasus  terorisme pada 2012. Nusyaibah datang bersama istri pertama Joko Jihad, yakni Umi Widayati (44). Atas kasus ini Nusyaibah menjadi juru bicara dari keluarga Joko Jihad.

Menurut Nusyaibah, Pondah meninggalkan Solo pada 2012 silam, saat Joko Jihad digrebek dan ditangkap pasukan Detasemen Khusus 88 Anti Teror. “Soal keberadaan anak kami Pondah, baru diketahui setelah dia masuk dalam daftar pencarian orang, dan kemudian kedua  ketika kami baca media yang mengabarkan Dodo tewas tertembak,“ ujarnya.

Sementara terkait sosok Pondah, Pondah dikenal cerdas dan menguasai tiga bahasa asing yakni bahasa Arab, Inggris dan Mandarin. Dodo juga penah mondok di Jawa untuk mendalami Al Quran.

Pondah tewas ditembak pasukan gabungan TNI – Polri di desa Torire Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Minggu (28/02/2016) lalu. Berdasarkan data intelijen, Pondah alias Dodo bergabung dengan kelompok teroris Poso pimpnan Santoso sekitar 2012 silam. Dodo menjadi orang kepercayaan Santoso untuk mengirimkan data-data melalui internet.  


Editor: Damar Fery Ardiyan

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending