KBR, Banjarnegara – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah menetapkan masa tanggap darurat bencana longsor Clapar Kecamatan Madukara selama 14 hari.
Kepala Markas PMI Kabupaten Banjarnegara, Edi Purwanto mengatakan, saat ini ratusan warga masih tinggal di pengungsian.
Dia memastikan, kondisi pengungsian cukup baik. Kebutuhan pengungsi, mulai makanan, obat-obatan dan kebutuhan lain tercukupi. Di pengungsian, tim gabungan mendirikan posko kesehatan dan dapur umum.
Edi mengaku fokus pada kesehatan anak-anak dan orang lanjut usia di pengungsian. Mereka dinilai masuk kategori usia rawan gangguan kesehatan lantaran terpapar perubahan cuaca.
"Ya untuk anak-anak belum ada masalah yang (kesehatan-red) yang biasanya muncul di pengungsian. Tapi kami tetap melakukan upaya antisipasif tetap dilakukan," kata Edi kepada KBR, Minggu (27/3/2016)
Edi menambahkan sudah melakukan berbagai upaya agar tidak banyak warga tumbang saat mengungsi.
"Kami tidak menempatkan pengungsi di tenda, tapi di bangunan permanen, itu salah satu upaya untuk mengantisipasi resiko pengaruh cuaca. Kemudian, kami untuk PMI juga sudah mulai melakukan assesment kesehatan," imbuhnya.
Sementara, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Catur Subandrio mengatakan pergeseran tanah atau longsor di pemukiman warga Clapar masih terus berlangsung seiring curah hujan yang tinggi di Banjarnegara. Seperti Sabtu (26/3) malam kemarin, pergeseran tanah terjadi sehingga kembali merusak dua rumah warga.
Catur mengungkap relokasi akan dilakukan terhadap 153 warga Clapar. Sebelum itu, warga akan tinggal di hunian sementara (Huntara). Catur memastikan relokasi akan secepatnya dilakukan. Sebab, lahan relokasi sudah tersedia.
Data BPBD, 19 rumah rusak akibat longsor. Puluhan rumah lainnya terancam terkena longsor sehingga tidak mungkin lagi ditempati karena longsor di area seluas lima hektar.
Editor : Sasmito Madrim