Bagikan:

BBM Naik, Ongkos Mau Naik Kagok

Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta belum memutuskan besaran kenaikan ongkos angkutan di ibukota.

BERITA | NUSANTARA

Minggu, 29 Mar 2015 18:37 WIB

Author

Nur Azizah

BBM Naik, Ongkos Mau Naik Kagok

Angkutan umum berjejer di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Senin (5/7). Dengan semakin banyaknya kendaraan di ibukota Jakarta, penggunaan angkutan umum merupakan salah satu cara untuk mengurang

KBR, Jakarta – Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta belum memutuskan besaran kenaikan ongkos angkutan di ibukota.

Ketua Organda Jakarta, Shafruhan Sinungan, mengatakan hitung kasar mereka menghasilkan angka nanggung. "Paling kalau mau naik Rp200 sampai Rp250. Ini kan agak kagok pelaksanaannya," ujar Shafruhan kepada KBR, Ahad (29/3).

Pihaknya masih akan membahas hal itu Selasa (31/3/2015) mendatang.  Kata dia, perhitungannya sangat sulit. "Ini kan dilema tersendiri. Dengan situasi seperti itu, masih bisa enggak kita memangkas biaya operasional yang lain?”

Organda menegaskan tidak akan menaikkan tarif taksi pascakenaikan BBM pada Sabtu kemarin.
“Kita juga lihat kemampuan masyarakat. Sekarang ini kan perekonomian lagi ngedrop. Kemampuan masyarakat kita turun. Kebijakan pemerintah Jokowi ini, sangat lamban laju pertumbuhan ekonomi kita," pungkas Shafruhan lagi.

Pemerintah kembali melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar mulai Sabtu (27/3/2015) dini hari. Dua jenis BBM itu naik Rp500 per liter untuk wilayah penugasan Pulau Jawa, Madura, dan Bali.

Harga solar naik menjadi Rp 6.900 per liter dari Rp6.400 per liter. Sementara harga premium untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) menjadi Rp 7.400 per liter. Pemerintah mengklaim keputusan tersebut adalah langkah atas dinamika dan perkembangan harga minyak dunia.

Editor: Rio Tuasikal 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending