KBR, Bondowoso – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Jawa Timur membentuk Santri Tanggap Bencana (Santana) sebagai salah satu cara untuk mengurangi risiko saat bencana terjadi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Hendri Widotono mengatakan, pemilihan santri sejalan dengan budaya di Bondowoso yang lekat dengan dunia pesantren. Dia berharap pembentukan Santana ini bisa membantu masyarakat awam untuk lebih mengenal dan memahami tentang kebencanaan. Pembentukan Santana akan diprioritaskan di 20 pesantren.
“Santana ini Santri Tanggap Bencana dimana kita memberikan pengetahuan kepada santri tentang kebencanaan. Kenapa pesantren? Karena pesantren ini kan kultur Bondowoso, kalau hanya masyarakat umum cenderung skeptis,” kata Hendri Widotono saat berbincang dengan KBR, Kamis (19/3).
Hendri mengatakan, santri-santri yang akan masuk dalam Santana nantinya akan diberikan pemahaman dan dilatih oleh Kodim, Polres,PMI dan BPBD. Mereka akan dilatih tentang siaga saat bencana dan pasca bencana terjadi. Mereka juga akan diberikan pelatihan bagaimana memberikan pertolongan pertama pada korban bencana alam.
“Kami bekerjasama dengan Kodim 0822, Polres dan PMI untuk melatih para santri ini,” ujarnya.
Dikatakan Hendri, untuk tahun ini, pembentukan Santana dilakukan di 20 pesantren di 10 Kecamatan. Ke-20 pesantren yang terpilih memang di prioritaskan yang berada di kecamatan rawan bencana seperti Kecamatan Wringin, Botolinggo, Prajekan, Pakem dan Prajekan.
Editor: Antonius Eko