KBR, Bondowoso – Kerajinan berbahan dasar
kuningan khas Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, saat ini sedang lesu. Bahkan ada
banyak perajin kuningan yang terancam gulung tikar.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Harimas mengatakan, beberapa faktor yang menyebabkan lesunya industri kuningan ini salah satunya karena minimnya regenerasi di kalangan perajin.
“Untuk perajin kuningan di Bondowoso kendalanya terletak pada sedikitnya tenaga perajin. Sumber daya manusianya sangat terbatas, karena banyak yang pindah domisili. Makanya kami berupaya untuk mendatangkan instruktur untuk melatih para perajin baru,” kata Harimas saat ditemui KBR, Rabu (25/3/2015).
Selain itu, kata Harimas, para perajin juga seringkali mengeluhkan tentang sulitnya mendapatkan bahan baku di Bondowoso.
Para pedagang tidak mampu mendatangkan bahan baku dari luar kabupaten. Hal tersebut dikarenakan besarnya biaya yang harus dikeluarkan tidak sebanding dengan harga penjualan.
“Banyak yang mengeluh karena memang bahan baku terbatas. Perajin kita tentu saja mencari bahan yang berkualitas, tapi untuk ambil dari luar daerah mereka juga tidak mampu,” imbuhnya.
Berdasarkan data dari Bidang Perindustrian, saat ini perajin kuningan di Bondowoso hanya tersisa 20 perajin. Padahal sebelumnya ada lebih dari 75 perajin yang terpusat di Desa Cindogo dan Jurang Sapi, Kecamatan Tapen.
Pangsa pasar industri kerajinan kuningan khas Bondowoso saat ini terbilang cukup bagus. Saat ini kerajinan kuningan hasil produksi perajin sudah merambah pasar luar daerah seperti Yogyakarta, Bali, Kalimantan, Makassar, hingga Batam. Bahkan, beberapa wisatawan dari mancanegara juga kerap kali memborong kuningan ini untuk dibawa ke Negara asal mereka.