KBR, Lhokseumawe – Sebanyak 5 ribu sumur warga yang tersebar di dua kecamatan wilayah Kabupaten Aceh Utara mengalami kekeringan akibat kemarau panjang. Kondisi itu memaksa masyarakat memanfaatkan air sungai untuk keperluan sehari-hari. Tokoh Kecamatan Matangkuli, Tgk Abdullah mengatakan, untuk keperluan minum sebagian warga membeli air bersih eceran Rp 5 ribu per jerigen. Dia juga mempertanyakan mengapa suplai air bersih jaringan perpipaan milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sampai sekarang belum berfungsi, baik di Kecamatan matangkuli maupun Pirak Timu.
” Kondisi sumur sekarang sudah sangat kering dan masyarakat sudah mengeluh karena tidak ada air. Kalau di Matangkuli masih agak lumayan, sedangkan yang ke arah kecamatan Pirak Timu masyarakatnya semua harus mandi ke sungai. Gak ada air sama sekali, kalau untuk minum kadang-kadang ada warga yang memanfaatkan air sumur bor tetangga. Sementara yang Kami butuhkan disana sebetulnya berfungsinya PDAM yang dibuat oleh Pemerintah, karena sudah ada dipasang pipa belum juga berfungsi sebagaimana mestinya, ” tutur Abdullah kepada KBR, Senin (30/3/2015).
Tokoh Kecamatan Matangkuli, Tgk Abdullah berharap, Pemerintah daerah kiranya dapat membantu mengatasi bencana kekeringan tersebut mengingat kondisi ini sudah berlangsung selama dua bulan terakhir.
” Susah sekali Kami memperoleh air Kami disini, karena harus berjalan ke sungai yang berjarak 1-5 Kilometer. Malah ada diantara penduduk disini yang mengkonsumsi air sungai itu mengingat ekonomi sedang terjepit, ” keluhnya.
Editor: Malika