KBR68H, Jakarta - Kepolisian Daerah Aceh bakal meningkatkan pengamanan di 23 Kabupaten/Kota di Aceh. Ini dilakukan untuk menjamin keamanan bagi masyarakat, termasuk calon legislatif dan pemerintahan daerah.
Patroli dan pengamanan juga akan dilakukan di Gedung Komisi Independensi Pemilihan Umum dan kantor pemerintahan. Juru bicara Polda Aceh Gustav Leo mengatakan, pengamanan juga akan dilalkukan pada masing masing posko pemenangan, termasuk terhadap calon legislatif yang menjadi target kekerasan.
"Kemudian kantor kantor pemerintahan, kantor kantor posko posko yang dianggap sebagai tempat basis pemenangan pemilu masing masing partai politik. Kemudian bakal calon juga karena sasarannya sudah ke bakal calon. Bakal calon yang sedang dikejar kejar dan dijadikan korban, ini prioritas khusus yang harus kita amankan. Tentunya harus dikomunikasikan. Kalau memang dari calon calon ini perlu dilakukan pengamanan, kita memang tupoksinya untuk memberikan pengamanan terkait dengan itu," terang Gustav dalam program Sarapan pagi KBR68H, Selasa (4/3).
Gustav Leo menambahkan, pihaknya juga akna menggelar razia senjata organik yang masih beredar di Aceh. Ini karena senjata tersebut masih digunakan hingga saat ini.
Sebelumnya polisi menemukan puluhan selongsong kaliber 5,56 milimeter dalam insiden penembakan terhadap caleg Partai Nasional Aceh. Atas kejadian ini Kepolisian Indonesia berencana menurunkan seribuan anggotanya untuk membantu kepolisian setempat.
Mereka akan membantu meningkatkan keamanan selama proses pemilu berlangsung. Pasalnya Polri mencatat ada 25.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Aceh berstatus rawan. Polda Aceh menyatakan bagian timur Aceh mulai dari Pidie sampai wilayah Tamiyang yang berbatasan dengan Sumatera Utara merupakan daerah rawan kekerasan jelang pemilu nanti.
Editor: Pebriansyah Ariefana