KBR68H, Jakarta - Keputusan PDI Perjuangan mencalokan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menjadi presiden membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan Jumat (14/3).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melejit pada 152 poin. Hal itu merupakan rekor tertinggi di level 4.878 poin. Dilihat dari grafik rata-rata perpekannya, kenaikan IHSG Jumat (14/3) hari ini terbilang tinggi.
Pengamat ekonomi dan pasar modal, Yanuar Rizky menyatakan bahwa kondisi IHSG yang membuat rupiah menguat ini, belum tentu merupakan efek pengumuman Jokowi menjadi capres PDI Perjuangan atau Jokowi efek. Karena hal ini harus dilihat secara global.
"Ketika SBY menyatakan diri untuk menjadi calon presiden, rupiah juga menguat. Tapi setelah itu rupiah terus-menerus melemah. Waktu Megawati mencalonkan diri jadi capres juga menguat sekali, tapi setelah itu juga lemah"
Yanuar menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Indeks Harga Saham melemah atau menguat. Faktor ini tidak hanya berasal dari peristiwa pencapresan Jokowi namun juga harus dilihat pada faktor ekonomi Indonesia yang kini semakin membaik
"Yang harus dilihat apakah Jokowi saat ini menjadi pemain utama atau tidak? jika Jokowi pemain utama, apakah dia juga merupakan pemain utama secara global? belum tentu juga"
Maka Yanuar menyatakan keberatan jika IHSG mengalami kenaikan Jumat (14/3) ini karena efek dari pencapresan Jokowi.
Penguatan Rupiah Belum Tentu Karena Efek Jokowi
KBR68H, Jakarta - Keputusan PDI Perjuangan mencalokan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menjadi presiden membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan Jumat (14/3).

NUSANTARA
Jumat, 14 Mar 2014 18:15 WIB


rupiah, menguat, jokowi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai