KBR68H, Jakarta - Pasca penganiayaan terhadap petani di Desa Bungku Kecamatan Bajubang Batanghari Jambi, situasi di daerah itu hingga kini masih mencekam.
Pendamping Suku Anak Dalam Jambi, Ryan Hidayat mengatakan, aparat TNI juga masih berjaga-jaga di areal perusahaan PT Asiatic Persada yang diduga jadi otak penganiayaan terhadap petani. Bahkan pengakuan Ryan Hidayat, sampai saat ini Titus, warga yang bersengketa dengan perusahaan masih belum diketahui keberadaannya.
"Aparat TNI dan satpam Asiatic itu menjemput Titus di rumah secara paksa. Ketika dijemput secara paksa, kemudian diketahui oleh warga dan warga protes. Warga ramai-ramai datang ke pabrik. Ketika sampai di pabrik, TNI dan aparat keamanan perusahaan meminta mereka bubar dan berujung bentrok. Hingga akhirnya ada beberapa orang yang ditangkap, salah seorangnya ya Puji itu," jelas Ryan dalam program Sarapan Pagi KBR68H (07/03)
Sebelumnya Serikat Tani Nasional melaporkan penganiayaan lima petani asal Desa Bungku, Kecamatan Bajubang Batanghari oleh anggota TNI ke Kepolisian Daerah Jambi. Penganiayaan dilakukan anggota TNI bersama petugas keamanan perusahaan PT Asiatic Persada, Rabu (5/3).
Penganiayaan bermula ketika seorang warga bernama Titus ditahan oleh TNI di kantor perusahaan Asiatic. Saat itu rombongan warga mendatangi kantor tersebut, namun dihadang oleh 20 orang TNI dengan menggunakan senjata. Pendamping warga dari Serikat Tani Nasional, Agus Pranata menambahkan, dalam peristiwa itu satu orang petani bernama Puji tewas, sementara empat orang lainnya mengalami luka-luka dan masih menjalani perawatan.
Editor: antonius Eko