KBR68H, Riau - Sebanyak 4 ton garam telah ditabur di udara wilayah Riau untuk memodifikasi cuaca menyusul kabut asap hasil pembakaran hutan dan lahan yang tak kunjung reda.
Modifikasi cuaca yang berlangsung sejak Rabu lalu diharapkan dapat mendatangkan hujan untuk mematikan titik-titik api di Riau. Penaburan garam dilakukan di wilayah Kabupaten Siak, Pelalawan, Kampar, dan Kuantan Singingi dengan menggunakan pesawat Cassa 200.
Koordinator lapangan Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau Sutrisno menyebutkan, berdasarkan pantauan radar lembaga pemantau cuaca, di wilayah-wilayah tersebut ditemukan awan yang menjadi target pembentukan hujan.
"Jadi sebelum kita melaksanakan penerbangan kita memantau radar cuaca milik BMKG. Di radar itu nampak lokasi awan, ketinggian awan dan dasar awan, Kita bisa memilih lokasi awan-awan mana yang akan kita lakukan seeding. Kita menaburkan bahan-bahan itu dengan mengelilingi awan-awan yang diperkirakan setelah ditaburin itu awannya akan menjadi hujan,” jelas Sutrisno.
Sutrisno belum bisa memastikan kapan keberhasilan teknologi modifikasi cuaca ini akan bisa menghasilkan hujan. Dia menambahkan, jumlah total garam untuk penyemaian awan yang sudah dipersiapkan sebanyak 25 ton.
Kabut asap di Riau telah mengganggu aktivitas warga setempat beberapa pekan terakhir. Bahkan jarak pandang sempat sebatas 100 meter dan menunda sejumlah jadwal penerbangan. Sebanyak 30 ribu warga terkena infeksi sesak napas.
Editor: Antonius Eko