Bagikan:

Migrant Care Temui Jokowi Minta Sumbangan untuk Satinah

Kalangan aktivis pemerhati buruh migran meminta sumbangan dari Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo untuk penyelamatan TKI Satinah. Nyawa TKI asal Semarang, Jawa Tengah itu kini sedang di ujung tanduk setelah pemerintah tak sanggup membayar uang pengampunan

NUSANTARA

Kamis, 27 Mar 2014 07:53 WIB

Migrant Care Temui Jokowi Minta Sumbangan untuk Satinah

satinah, TKI, arab saudi, migrant care

KBR68H, Jakarta - Kalangan aktivis pemerhati buruh migran meminta sumbangan dari Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo untuk penyelamatan TKI Satinah. Nyawa TKI asal Semarang, Jawa Tengah itu kini sedang di ujung tanduk setelah pemerintah tak sanggup membayar uang pengampunan atas vonis hukum mati. 


Salah satu aktivis yang juga anggota Komisi Tenaga Kerja DPR, Rieke Diah Pitaloka mengatakan, selain meminta sumbangan, dia bersama Migrant Care juga meminta masukkan dari Jokowi tentang persoalan-persoalan TKI. Kata dia, nantinya masukan tersebut akan dibawa ke rapat di DPR.


"Nah tapi, ini kan sudah H-7, kata mas Jokowi sudahlah, sudah berapa pemerintah menyiapkan. Tadi Mba Anis menyampaikan informasi 12 miliar, lalu kawan-kawan TKI di seluruh dunia mengumpulkan kurang lebih jumlahnya 2,4 miliar, masih kurang. Tapi kita tentu ingin mengatakan ini bukan hal yang bisa diselesaikan, kita bisa diselesaikan. Anggaran dari pemerintah begitu saya liatin ke mas Jokowi, dia bilang lho kok dikurangi," ujar Rieke di Balai Agung.


Satinah divonis hukuman mati karena membunuh majikannya. Hingga saat ini uang yang sudah terkumpul dari penggalangan tersebut Rp 2,4 miliar. Padahal uang diyat untuk membebaskan Satinah berjumlah Rp 21 miliar, sedangkan Pemerintah hanya mampu membayar sebesar 12 miliar. Pembayaran diyat paling lambat 3 April mendatang. Sementara eksekusi Satinah berlaku 12 April.


Editor: Antonius Eko 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending