KBR68H, Jakarta - Kabut asap akibat kebakaran hutan di Riau yang semakin parah mendorong munculnya petisi ‘Hentikan Pembakaran Lahan di Provinsi Riau’. Penggagasnya Lianda Marta mengatakan sejak diumumkan di situs change.org sebulan lalu, telah terkumpul 500-an tanda tangan.
Kata Lianda, petisinya untuk sudah diserahkan ke DPRD Riau. Dia juga menyertakan surat yang berisi keprihatinan terhadap kondisi Riau yang penuh kabut asap. Namun sudah seminggu berlalu, anggota dewan masih bungkam.
“Saya siap datang dan berdiskusi dengan pimpinan DPRD Riau. Saya juga akan membawa teman-teman relawan di Pekanbaru. Kita siap membantu jika mereka memang butuh bantuan dari masyarakat Riau. Tapi sampai saat ini belum ada respon. Saya sendiri masih terus follow-up ke mereka,” kata Lianda.
Lianda berjanji, petisi ini akan terus dijalankan sampai masalah kabut asap di Pekanbaru benar-benar dituntaskan. Lianda ingin masyarakat Riau bisa kembali menikmati langit biru.
“Kondisi sekarang sangat parah. Langit berwarna kuning, bandara ditutup. Tujuan kita adalah mengembalikan kebebasan masyarakat untuk menghirup udara segar. Bukan kabut asap yang selalu dialami sejak belasan tahun. Seingat saya kondisi macam ini sudah terjadi sejak 1997,” tambah Lianda.
Menggalang Petisi yang Lebih Besar
Petisi yang diluncurkan Lianda ini memunculkan gerakan serupa yang digagas oleh sejumlah komunitas dan organisasi di Pekanbaru. Mereka menamakan ‘gerakan melawan asap’, dengan tujuan mengirim petisi langsung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hingga kini, petisi ini sudah ditandatangani oleh 2000-an orang.
“Tanggal 10 Maret lalu, mereka menggelar aksi turun ke jalan di depan kantor gubernur Provinsi Riau. Ini aksi off-line mereka. Sementara saya membantu dari sisi on-line. Kita buat info di Twitter. Kita juga kumpulkan informasi dari masyarakat, upload video di website melawanasap.com.”
Dia menambahkan, aksi turun ke jalan ini untuk menunjukkan pada pemerintah bahwa warga tak menyerah melawan asap. Sementara petisi on-line dan surat adalah cara halus untuk mengetuk hati para pemimpin di Riau.
Langit Kuning
Kondisi Pekanbaru hari ini (Jumat, 14/3), masih diselimuti kabut asap tebal. (baca juga: Warga Riau Tersiksa,Asap Kebakaran Hutan Sudah Masuk ke Rumah) Menurut Lianda, langit terlihat menguning dan jarak pandang hanya seratusan meter. Sementara kondisi di kecamatan Rumbai dan Duri sudah sangat parah.
Lianda menambahkan, masyarakat sudah diminta untuk mengungsi. Namun untuk pindah ke kota lain sangat sulit. Pasalnya, bandara ditutup sampai 15 Maret. Sementara jalan darat ke Sumatera Utara atau Barat juga sangat berisiko karena jarak pandang yang terbatas.
Sementara itu, sekitar 38 ribu warga Riau sudah divonis ISPA. Bahkan Lianda sendiri mengaku divonis dokter ISPA, meski masih kategori ringan.