KBR68H, Jakarta – Badan Perfilman Indonesia (BPI) menilai partisipasi masyarakat untuk menonton film Indonesia sangat rendah. Hal ini terbukti pada rendahnya apresiasi masyarakat terhadap film-film Indonesia yang diputar di bioskop.
Salah satu pengurus BPI, Edwin Nazir menyatakan bahwa jumlah rata-rata setiap orang menonton film Indonesia di bioskop sebesar: 0,24 pertahunnya. Jumlah ini relatif kecil dibandingkan orang Korea dan orang Amerika menonton film dan datang ke bioskop. Jumlah rata-rata orang Amerika dan Korea untuk menonton film dan datang ke bioskop yaitu: 15,5%.
“Untuk di Indonesia, jumlah ini mengartikan bahwa rata-rata hanya 4 tahun sekali orang datang ke bioskop dan nonton film Indonesia. Ini menunjukkan betapa rendahnya orang datang ke bioskop dan rendahnya orang menonton film Indonesia.”
Maka Badan Perfilman Indonesia kemudian menggagas kampanye ‘Ayo Ke Bioskop!’. Peluncuran kampanye ini bertepatan dengan Hari Film Nasional yang jatuh setiap tanggal 30 Maret. Kampanye yang dilakukan dengan menggunakan sosial media ini ingin mengajak masyarakat untuk menonton film Indonesia.
“Kami mengajak semua insan film untuk membuat film pendek yang selanjutnya akan kami unggah ke sosial media. Isi kampanyenya agar mengajak semua orang untuk datang ke bioskop dan nonton film Indonesia. Kampanye melalui sosial media kami anggap efektif untuk mengajak masyarakat nonton film”
Sejumlah sutradara yang terlibat dalam pembuatan kampanye pendek ini: Joko Anwar, Lucky Kuswandi dll.
Hari Film Nasional (HFN) lahir pada tanggal 30 Maret 1950. Hari Film Nasional tahun 2014 dilakukan untuk memperingati 64 tahun ulang tahun HFN.
Editor: Citra Dyah Prastuti