Jakarta Masih Amburadul, Jokowi Marahi Anak Buah

KBR68H, Jakarta - Gubernur Jakarta Joko Widodo marah soal masih banyaknya bendera partai politik yang berjejer di jalan-jalan protokol Jakarta. Jokowi menegaskan dinas harus langsung mencabutnya hari itu juga dan tak perlu takut.

"Merusak pemandangan. Di jalan protokol juga bendera-bendera partai juga  berjejeran. Boleh nggak? Nggak boleh. Jangan sampai nongol lebih dari sehari. Baru nongol satu jam, ambil. Tegas. Aturannya jelas," tegas Jokowi saat pengarahan pada pejabat eselon III dan IV di Balaikota, Senin (10/3) siang.

Di samping soal bendera parpol, Jokowi menunjukkan foto-foto kondisi Jakarta. Diantaranya halte Transjakarta TU Gas, Pulogadung, yang atapnya rusak, lalu sejumlah halte  yang diisi pedagang kaki lima (PKL), penggalian kabel di trotoar yang terbengkalai, pemukiman padat di bantaran sungai, serta parkir liar di daerah Roxy, Jakarta. Kata Jokowi, Jakarta yang amburadul membuatnya seperti tidak dikelola.

Saat menunjukkan foto halte yang diisi pedagang kaki lima, Jokowi menegaskan bahwa halte tidak boleh diambil alih PKL.  Selain itu, Jokowi menyayangkan penempelan poster di sarana publik. "Ini aset pemerintah, jangan sampai ini diakui milik mereka," katanya. Jokowi meminta dinas menindak tegas sejak pelanggar pertama.

Jokowi juga menunjukkan gambar penumpang joki di Jakarta. "Kalau Bapak Ibu jadi Gubernur Jakarta, ditanya ini apa, jawabnya bagaimana?" kata Jokowi. Jokowi mengklaim sudah meminta joki tidak ke jalan dan memberi mereka santunan. Namun joki selalu kembali.

Jokowi menegaskan akan mencek penegakan peraturan ini terus menerus. "Saya cek satu dua hari, hilang. Besoknya balik lagi," katanya. Kata dia, pihaknya akan terus mengawasi sampai masalah tersebut benar-benar hilang.

Editor: Anto Sidharta