Bagikan:

Ini Trik Pemkot Malang Kurangi Kasus Gizi Buruk

KBR68H, Malang

NUSANTARA

Kamis, 27 Mar 2014 18:30 WIB

Ini Trik Pemkot Malang Kurangi Kasus Gizi Buruk

gizi buruk, malang

KBR68H, Malang – Dinas Kesehatan Kota Malang melakukan kelorisasi untuk membebaskan warganya dari gizi buruk. Asih Tri Rachmi, kepala Dinkes Kota Malang mengatakan, perbaikan gizi menggunakan daun kelor itu, dicontoh oleh Dinkes dari Negara Somalia.

Berdasarkan studi, daun kelor itu memiliki zat besi 25 kali lebih tinggi dari pada bayam.

"Manfaat kelor itu zat besinya 25 kali lebih besar dari pada bayam, sehingga dapat mengatasi masalah anemia, kemudian untuk gizi lainnya proteinnya 2 kali lebih besar daripada susu, 3 kali lebih besar dari pada telur, dan 9 kali lebih besar dari pada yogurt, padahal kalo kita lihat, lebih murah kita makan kelor daripada kita harus beli susu, yogurt dan telur," terang Asih di kantornya Kamis (27/3).

Dinkes Malang mengajak PKK dimasing-masing RW untuk menanam pohon kelor di toga masing-masing. Selain itu, kegiatan menanam pohon kelor juga diajukan kepada Dinas Pertamanan dan Kebersihan (DKP).

Gerakan menanam 1000 pohon di 33 perguruan tinggi di Malang juga dianjurkan untuk menanam kelor. Selain menggunakan kelor, lanjut Asih, dinkes juga memberikan susu baik susu sapi maupun susu kedelai, serta memberikan makanan bergizi seimbang pada ibu hamil dan balita bergizi buruk.

Dari 68 ribu balita di Kota Malang, saat ini tercatat ada 2.300 balita bergizi kurang, 250 balita bergizi buruh, dan 550 balita bergizi sangat buruk, atau dibawah garis merah. Gizi buruk yang terjadi di Kota Malang banyak disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu hamil akan pentingnya zat besi ada saat hamil, sehingga bayi lahir juga tidak sehat.

Kemiskinan juga menjadi faktor gizi buruk di Kota Malang. Asih bertekat membebaskan Kota Malang dari Gizi buruk selambat-lambatnya akhir tahun ini.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending