Cegah Ada Korban, Simulasi Ijen Digelar

KBR68H, Bondowoso – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menggelar simulasi letusan Gunung Ijen di Desa Sumberejo dan Kaligedang, Kecamatan Sempol.

Kabid Logistik, Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Bondowoso, Khoiron Hasyim, mengatakan, simulasi bencana letusan Ijen ini digelar untuk memberikan pembekalan dan pemahaman kepada masyarakat, jika sewaktu-waktu terjadi erupsi.

“Kita memberikan kepada masyarakat untuk keselamatan mereka. Jangan sampai jika terjadi letusan ada korban jiwa. Untuk mencegah hal yang demikian masyarakat kita beri pengetahuan untuk bisa memahami apa yang harus dilakukan kenaikan status sampai dengan awas,” kata Khoiron kepada KBR68H, Kamis (06/04/2014).

Menurut Khoiron, berdasarkan hasil kajian yang dilakukan BPBD, kawasan rawan bencana letusan Gunung Ijen berada di 3 Desa yaitu Sumberejo, Kaligedang, dan Kalianyar. Simulasi ini melibatkan sekitar 250 warga desa, dibantu oleh aparat TNI, PMI, Radio Antarpenduduk Indonesia (RAPI), Forpena, serta Tim Kesehatan.

Simulasi kali ini, kata Khoiron, lebih menitikberatkan kepada 3 hal yaitu pengetahuan masyarakat prabencana, masa tanggap darurat, serta pascabencana. Diharapkan dengan adanya simulasi ini, bisa meminimalisir adanya korban jiwa, manakala erupsi gunung ijen terjadi.

Selain itu, BPBD juga memberikan pehaman kepada masyarakat terkait tipe letusan yang akan terjadi saat Gunung Ijen bererupsi. Letusan Ijen, kata Khoiron, berbeda dengan letusan gunung kelud atau sinabung, yang mengeluarkan abu vulkanik. Kawah gunung ijen, memiliki sekitar 30 juta meter kubik air, yang akan akan tumpah jika Ijen erupsi.

“Jadi tipenya memang beda karena ada kawahnya. Kalau sampai terjadi letusan, limpasan air itulah yang kita antisipasi agar warga paham dan bisa segera melakukan evakuasi saat erupsi,” imbuhnya.

Seperti diketahui, dua gunung yang berada di Kabupaten Bondowoso, yakni gunung ijen dan gunung raung saat ini berstatus waspada. Berdasarkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi, Mitigas, Bencana dan Geologi (PVMBG) di Banyuwangi, masyarakat dilarang mendekati kedua gunung tersebut dalam radius 1,5 km.

Editor: Anto Sidharta