Warga Kongbeng Kutai Timur Bertahun-Tahun Konsumsi Air Hujan

KBR68H, Sangatta – Warga Kongbeng Indah, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai Timur sejak 1989 selalu mengandalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan dapur, sedangkan untuk MCK mereka memanfaatkan air sumur. Mereka adalah semuanya warga transmigrasi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) dan beberapa daerah lainnya,

Mereka berharap agar DPRD Kutai Timur (Kutim) memperjuangkan nasib mereka dengan dengan mendatangkan aliran air dari PDAM ke desa mereka. “Sebagai perwakilan urang pedalaman, kami mengharapkan Ibu Isnorawaty bisa memperjuangkan harapan warga kami bisa menikmati air bersih yang diproduksi PDAM,” ujar Kepala Desa Kongbeng Indah Anwar ketika berjumpa Anggota DPRD Kutai Timur, Isnorawaty belum lama ini di gedung DPRD Kutim.

Sementara itu, Stevanus, salah seorang tokoh Desa Kongbeng Indah, mengatakan, warga Kongbeng Indah yang berjumlah 1.425 jiwa merupakan warga eks transmigrasi yang memerlukan sentuhan pembangunan sama dengan desa lainnya. Ia menjelaskan, warga Kongbeng selama ini mengandalkan air hujan untuk kebutuhan makan dan minum. Kondisi ini membuat tidak sedikit warganya yang jatuh sakit. Bahkan, banyak yang terkena diare atau penyakit perut lainnya.

Stevanus menaruh harapan, Pemkab Kutim didukung anggota dewan bisa memperhatikan nasib warga pedesaan di Kongbeng. Bahkan, mereka mengakui selain Kongbeng Indah juga sejumlah desa lainnya seperti Pantun Indah juga mengalami hal sama. “Masalah air merupakan masalah besar bagi warga pedesaan di Kongbeng, jika bisa tersedia air bersih tentu derajat kesehatan warga kami meningkat,” ungkap Stevanus.

Sementara Isnorawaty menerangkan, ia akan melakukan koordinasi dengan sejumlah anggota DPRD Kutim asal Dapil Pedalaman Kutim. Ia menegaskan, masalah pedalaman sangat kompleks karena banyak desa yang belum bisa merasakan nikmatnya arti kemerdekaan dan kemajuan pembangunan. “Saya akan koordinasikan dengan anggota lainnya termasuk kepada PDAM, persoalan air bersih memang sudah lama kami terima dari warga Kongbeng,” kata Isnorawaty.

Sumber: Radio Gema Wana Prima, Kutai Timur