Bagikan:

Tak Tuntasnya Kasus Kriminal Picu Masyarakat Serang Polisi

Kriminolog Medan, Sumatera Utara, Nursariani Simatupang mengatakan maraknya aksi penyerang yang dilakukan masyarakat kepada polisi sebagai dampak dari tingginya kasus kriminal yang tak dituntaskan oleh penegak hukum.

NUSANTARA

Jumat, 29 Mar 2013 15:07 WIB

Tak Tuntasnya Kasus Kriminal Picu Masyarakat Serang Polisi

penganiayaan, kapolsek, dolok pardamean

Kriminolog Medan, Sumatera Utara, Nursariani Simatupang mengatakan maraknya aksi penyerang yang dilakukan  masyarakat kepada polisi  sebagai dampak dari tingginya kasus kriminal yang tak dituntaskan oleh penegak hukum.

Dia menambahkan, aksi masyarakat ini telah melukai dan meremehkan hukum di Indonesia.“Apa yang dilakukan masyarakat merupakan merupakan timbal balik dari apa yang selama ini dilakukan oleh aparat penegak hukum, dimana masyarakat sebenarnya korban dimana kejadian kriminal tidak terungkap, sehingga masyarakat bersikap berlebihan,” ucap Sariani.

Di bulan ini, dua penyerangan dilakukan masyarakat kepada polisi, yaitu kasus di Padang Lawas dan penyerangan yang dilakukan masyarakat di Madina.

“Terakhir Kapolsek diserang oleh masyarakat yang mengira jika polisi tersebut maling.  Hal ini sebenarnya karena semakin tinggi tindak kriminal yang ditangani, sehingga masyarakat berusaha menemukan pelaku kejahatan dan akhirnya mereka menjadi pelaku kejahatan, karena tidak dibenarkan dalam KUHAP pasal 170,” ungkap  Sariani.

Lanjutnya, konsep hukuman undang-undang KUHP, yakni hukuman maksimal yang kerap dirasakan tidak adil oleh masyarakat dan memilih untuk main hakim sendiri.

“Jadi untuk mengatasi ini semua harusnya aparat memutus mata rantai penyebabnya. Yakni  dari mulai rasa tidak percaya masyarakat terhadap hukum dan membangkitkan kesadaran hukum masyarakat,” tambahnya.

Sumber: Star News

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending